Awalnya Almarhum membangun Musala sebagai cikal bakal Pesantren Babussalaam di Ciburial, Cimenyan, Kabupaten Bandung, pada awal tahun 1981.
"Pak Kyai mengawali pembinaan dengan 20 santri warta sekitar. Suatu pagi saat shalat subuh ada mahasiswa dari kota yang datang lalu ikut makmum. dengan hanya bln Januari. Tiap shalat subuh pada Jumat, maka Kyai Muchtar selalu melakukan sujud tilawah," katanya.
Namun, berita yang menyebar adalah KH. Muchtar Adam melakukan ajaran sesat karena shalat subuh 3 rakaat.
"Fitnah juga datang saat Pak Kyai mengembangkan tafsir dengan wawasan luas termasuk mengumpulkan umat Islam yang masuk kelompok ingkar sunnah atau mengingkari keberadaan sunah dan hadis nabi. Pak Kyai berupa membina kelompok ini dengan wawasan yang luas agar kembali, tapi di luar ribut dengan mengatakan awas Muchtar Adam Babussalam masuk kelompok ingkar sunnah dan menolak hadis," katanya.
Sebagai orang yang selalu di samping Kyai Muchtar, Fauzan juga menceritakan fitnah yang datang saat Almarhum mengembangkan program pengobatan ala Nabi Muhammad yakni Thibb al-Nabawi.
"Pengobatan ini bersumber dari kitab-kitab Ulama Salaf, mulai pengembangan lebah/madu , tapi muncul fitnah dan tuduhan tanpa tabayyun. Awas Muchtar Adam Babussalam itu dukun, musyrik, nujum, sesat dll," kata Fauzan yang menambahkan sampai kini pengobatan ala nabi tetap berjalan malah Babussalam dikenal dengan peternakan lebahnya.
Bukan hanya itu, Almarhum juga sempat menceritakan adanya tudingan sebagai alumni Pulau Buru sehingga mantan tahanan PKI.
"Alhamdu lillah Babussalam terus berkembang pesat. Tapi lagi-lagi saat Pak Kyai ingin mengembangkan penafsiran fikih berbagai Mazhab muncul fitnah sebagai agen Syiah," katanya.