Kenaikan Harga Daging Sapi, Moeldoko : Susunan Kembali Perhitungan Stok Daging yang Ada

Sam
- 22 Januari 2021, 17:01 WIB
PEDAGANG membereskan potongan daging sapi yang dijual di lapak miliknya di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, Kamis 21 Januari 2021.
PEDAGANG membereskan potongan daging sapi yang dijual di lapak miliknya di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, Kamis 21 Januari 2021. /Ade Mamad / Pikiran Rakyat/

JURNAL SOREANG - Sebagai mencari solusi menstabilkan harga daging sapi, Pemerintah melalui Kepala Kepresidenan, Moeldoko bertemu secara langsung dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) sebagai respon dari kenaikan harga daging di pasaran.

“Melalui pertemuan ini, saya harap ada solusi agar harga daging sapi tidak terus naik dan jadi masalah baru dan beban masyarakat di tengah penanganan Covid-19 dan berbagai bencana yang ada,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 22 Januari 2021, seperti dilansir dari Antara.

Moeldoko menjelaskan, agar para pihak yang hadir pada pertemuan tersebut menyusun kembali perhitungan stok daging yang ada.

Baca Juga: Dua Ormas Berdamai, Kapolres Sumedang: Daripada Berselisih, Mending Kampanye Prokes

Melalui langkah itu, kata Moeldoko, setiap pihak diharapkan bisa memetakan persiapan untuk menetapkan harga daging dan memutuskan kebijakan impor daging maupun impor sapi dari beberapa negara.

Upaya Pemerintah dalam mencari solusi terkait adanya isu kenaikan harga daging sapi, hingga kesiapan menjelang hari raya Idul Fitri yang akan datang itu dihadiri juga perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga PT Berdikari ini.

Moeldoko sendiri telah mendapat informasi terkait isu kenaikan harga daging sapi yang sedang ramai belakangan ini.

Baca Juga: Kim Young Dae ‘Si Kembar’ dari Penthouse di Episode 12 True Beauty, 22 Januari 2021

Ia pun menyatakan bahwa hal itu sudah dikendalikan oleh Gapuspindo dan APDI yang difasilitasi Kemendag.

“Dengan begitu, jangan sampai lagi konsumen merasa harga masih tinggi. Gapuspindo sebagai pihak hulu sudah menurunkan harga, jangan sampai APDI tetap menaikkan harga ke konsumen,” kata Moeldoko.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menerangkan, sejak aksi mogok pedagang daging di beberapa wilayah, pihaknya langsung turun tangan dengan memfasilitasi pertemuan antara Gapuspindo dan APDI.

Baca Juga: Juara Lomba Dongeng Nasional Ini Suka Buat Video, Ini Daftar Prestasi buang Diraih

Syailendra menuturkan, dari pertemuan itu kedua pihak sepakat mengambil jalan tengah penetapan harga dari hulu pada kisaran Rp94.000 perkilogram, sehingga pedagang ritel bisa menjual di bawah harga Rp120.000 per kilogram.

“Ini sebagai langkah jangka pendek. Kami juga sudah tentukan langkah jangka menengah dan jangka panjang, terutama melalui kebijakan impor di luar Australia yang terus menaikkan harga sapi,” kata Syailendra.

Ketua APDI Asnawi pun menyambut positif jalan tengah yang telah disepakati bersama Gapuspindo.

Baca Juga: Hati-hati Penipuan Soal Kartu Prakerja Gelombang 12, Ini Penjelasan Resminya

Bahkan, kata Asnawi, sejak terjadinya kesepakatan itu, APDI telah meminta seluruh pedagang daging untuk kembali melanjutkan kegiatannya dan menghentikan aksi mogok.

“Sekarang, para pedagang sudah bisa menjual daging dengan harga terendah Rp105.000 per kilogram dari sebelumnya yang bisa di atas Rp120.000 per kilogram,” jelas Asnawi.

Sementara itu, Ketua Dewan Gapuspindo Didiek Purwanto menjelaskan, pihaknya memang telah menaikkan harga daging seiring dengan naiknya harga sapi impor dari Australia.

Baca Juga: Rizky Febian Selesaikan Konflik dengan Teddy, Ingin Banggain Almarhumah Mamanya

Didiek memaparkan, sejak harga sapi impor Australia menyentuh level terendah 2,5 dolar AS per kilogram hidup, terjadi peningkatan harga hingga 3,8 dolar AS per kilogram atau setara Rp55.460 per kilogram pada akhir Desember 2020.

“Sehingga, sebagian anggota kami sudah tidak bisa lagi melakukan impor dari Australia dan membuat adanya lonjakan harga setelah pada 2019-2020 tidak ada lonjakan harga. Kami pun berharap, ke depannya ada alternatif negara yang bisa impor sapi di tengah kondisi impor dari Australia,” kata Didiek.

Di sisi lain, perwakilan Bulog dan Berdikari menyatakan kesiapannya untuk memenuhi stok kebutuhan daging sapi menjelang hari raya Idul Fitri mendatang. Catatannya, proses perizinan impor dari negara di luar Australia bisa dipercepat.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x