Antisipasi Kelangkaan Kedelai Satgas Pangan Pantau Gudang Importir, Belum Temukan Penimbunan

- 7 Januari 2021, 15:36 WIB
Ilustrasi kedelai. /Pixabay/Jing
Ilustrasi kedelai. /Pixabay/Jing /

JURNAL SOREANG - Menindaklanjuti kelangkaan kedelai yang menjadi keluhan para produsen tahu dan tempe hampir diseluruh daerah, satgas pangan Polri melalukan monitoring ke beberapa gudang importir dan siap menindak tegas jika ada indikasi penimbunan dan mepermainkan harga kedelai.

Namun, hingga saat ini satgas pangan yang melakukan monitoring belum menemukan adanya tindak pidana penimbunan kedelai.

Hal tersebut dikatakan, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, menurutnya, pihaknya belum menemukan adanya tindak pidana berupa penimbunan dan permainan harga yang menyebabkan harga kedelai tinggi dan langka di pasar.

Baca Juga: Kabar Gembira, PLN Berikan Stimulus Keringanan Biaya Listrik, Ini Cara Mendapatkannya

Walau demikian, Satgas Pangan terus melakukan penyelidikan untuk memastikan tidak ada pelanggaran pidana hingga persediaan dan harga kedelai di pasar kembali normal.

"Tetap diselidiki soal adanya dugaan yang mengakibatkan stok langka dan permainan harga oleh spekulan," kata Irjen Argo dilansir ANTARA, Kamis 7 Januari 2021.

Menurut dia, Satgas Pangan terus menganalisis data ketersediaan dan kebutuhan kedelai secara nasional.

Baca Juga: MUI: Keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19 merupakan satu kesatuan

Selain itu, gudang-gudang importir pun telah dicek dan didata stoknya.

"Satgas Pangan terus berkoordinasi dengan Kemendag dan Kementan mengenai ketersediaan, importasi, dan harga (kedelai) saat ini," jelasnya.

Selain itu, Satgas Pangan juga berkoordinasi dengan pihak asosiasi untuk mengetahui alur distribusi di pusat-pusat produk olahan berbahan dasar kedelai.

Baca Juga: Mantul, Pelari dan Pesepeda Galang Donasi untuk Penyambungan Listrik Gratis

Argo mencatat ada beberapa faktor yang menyebabkan kelangkaan stok kedelai di pasaran, antara lain sejak pertengahan Oktober sampai dengan Desember 2020, kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga pengiriman harus menggunakan angkutan tujuan negara Singapura dan sering terjadi keterlambatan karena menunggu waktu hingga tersedianya angkutan ke Indonesia.

Selain itu, harga beli kedelai dari negara asal juga mengalami kenaikan yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300 per kilogram.

Pada awal 2021, harga kedelai mengalami kenaikan dengan kisaran harga mencapai Rp9.000 per kilogram dari semula sekitar Rp7.000 per kilogram.

Baca Juga: Persiapan Sudah Lengkap, Musda Golkar Kabupaten Bandung Tetap Diundur, Ini Tanggapan Wakil Ketua SC

Sejumlah produsen tahu tempe pun mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1-3 Januari.

Menyikapi hal ini, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari penyebab mogok produksi yang dilakukan oleh produsen tahu tempe. Pemerintah pun menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.***

Editor: Handri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x