JURNAL SOREANG - Bahwa pengembangan produksi kedelai oleh petani lokal, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengakui, hal tersebut sulit dilakukan, mengingat komoditas kedelai tidak memiliki kepastian pasar dibandingkan komoditas pangan lainnya.
Hal itu mengingat, karena kedelai masih diposisikan sebagai tanaman selingan bagi tanaman utama lainnya seperti padi, jagung, tebu, tembakau, dan bawang merah.
"Kondisi ini menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar." kata Syahrul.
Baca Juga: Dipastikan Abu Bakar Baasyir Bebas Murni Jumat Ini
Ia menjelaskan, pemenuhan kedelai secara mandiri sangat diperlukan, mengingat kebutuhan kedelai sebagai bahan baku untuk produksi tempe dan tahu setiap tahunnya semakin bertambah.
Dalam hal ini, Pemerintah terus berupaya menekan impor kedelai yang hingga saat ini masih tinggi.
"Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budi daya. Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," kata Syahrul usai melakukan Rapat Koordinasi dan MoU pengembangan serta pembelian kedelai nasional di Kantor Kementan Jakarta, Senin 4 Januari, seperti dilansir dari Antara.
Baca Juga: Saksikan Malam Ini Hujan Meteor Quadrantid Bakal Terjadi di Seluruh Langit Indonesia
Melonjaknya harga kedelai ini, menurut Kementerian Perdagangan, dikarenakan kenaikan permintaan konsumsi dari China sebagai negara importir kedelai terbesar dunia.