JURNAL SOREANG - Pimpinan Komisi III DPR RI meminta kepada jajaran Polri untuk bersikap profesional dalam menangani kasus Muhammad Kosman alias Muhammad Kece.
Diketahui, pelaku penistaan agama melalui media sosial itu telah dianiaya oleh sesama napi yakni Irjen Pol. Napoleon Bonaparte (NB).
“Apa yang terjadi itu adalah tindak pidana tentunya, dan kami tidak ingin mengintervensi apapun siapapun dia," ucap Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Rabu, 22 September 2021.
Baca Juga: Diprioritaskan Pengadaan Gedung, Anggaran KPU Tahun 2022 Dipangkas Rp5 Triliun oleh Komisi II DPR RI
Namun, Herman yakin Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Bareskrim Polri dapat bersikap profesional dalam menangani kasus penganiayaan ini.
"Kami hanya minta Bareskrim tangani secara profesional. Pasti sudah ada mekanismenya. Saya percaya pada Kabareskrim dan Kapolri akan menangani secara profesional. Kami serahkan kepada Kapolri," tutur Herman.
Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI tersebut menilai, dugaan penganiayaan yang dilakukan Napoleon kepada Kece merupakan bentuk tindak pidana.
Tak hanya menganiaya, menurut Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi, ditemukan fakta baru bahwa Napoleon melumuri kotoran manusia ke wajah Kece.
Baca Juga: Anggota Komisi VII DPR RI Rico Sia: UMKM Didorong Berproduksi Tapi Tak Disediakan Tempat Berjualan
Faktal ini diketahui saat polisi memeriksa tahanan lain sebagai saksi di Rutan Bareskrim Polri beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mengatakan, tindakan penganiayaan Napoleon terhadap Kece tidak dapat dibenarkan, apapun motifnya.
Menurutnya, semua orang memiliki hak mempercayai keyakinannya masing-masing. "Semua orang punya hak masing-masing, walaupun secara umum ajaran agama dalilnya adalah Al-Quran itu sudah menjabarkan semuanya," kata Sahroni.
Karena itu, Sahroni meminta kepada aparat Kepolisian untuk memproses kasus penganiayaan ini sesuai hukum yang berlaku.
Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI itu juga meminta agar tidak ada pandang bulu melihat pangkat Napoleon di kepolisian.
Terlebih lagi, kejadian antara Napoleon dan Kece terjadi di rumah tahanan, di mana keduanya memiliki kedudukan sama sebagai tahanan. "Aparat harus tindak tegas siapapun pelaku kriminal," tutup Sahroni.***