Pekan Menyusui seDunia, KemenPPPA Dukung Penuh Ibu Menyusui ASI Eksklusif

8 Agustus 2021, 10:06 WIB
/

JURNAL SOREANG - Dalam rangka Pekan Menyusui seDunia 2021 (PMD), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan kesadaran pentingnya Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

PMD 2021 kali ini bertajuk Protect Breastfeeding: A Shared Responsibility atau Perlindungan Menyusui: Tanggung Jawab Bersama.

Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Agustina Erni mengatakan PMD 2021 yang hadir di tengah pandemi ini dapat digunakan untuk menggalang aksi masyarakat, khususnya ayah dan ibu, dalam pemenuhan gizi bagi anak.

Baca Juga: Ibu Menyusui Positif Covid 19, Miliki ASI dengan Kandungan Antibodi Tinggi

Erni menuturkan, untuk mencegah stunting dan memperoleh perkembangan kecerdasan yang optimal, pemberian ASI pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak menjadi sangat penting.

"Pemberian ASI yang tepat memiliki korelasi yang sangat kuat dengan upaya pencegahan stunting, sehingga bayi yang mendapat ASI secara benar memiliki potensi 4,8 kali tidak akan mengalami stunting dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI secara baik," ungkap Erni, sebagaimana dikutip dari kemenpppa.go.id yang diunggah pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Lebih lanjut Erni menjelaskan, dukungan suami dan keluarga, lingkungan sekitar, dan lingkungan kerja turut menentukan kesuksesan pemberian ASI eksklusif yang membuat ibu tetap bisa menyusui dengan nyaman dan bayinya mendapatkan hak secara penuh untuk memperoleh ASI.

"Keberhasilan pemberian ASI eksklusif akan mempengaruhi kualitas hidup anak serta mendukung tercapainya tujuan SDM unggul yang berdaya saing tinggi," ujar Erni.

Baca Juga: Pekan Menyusui Sedunia: ASI Penting Lindungi Kehidupan Awal Bayi

Dia menambahkan, selama pandemi COVID-19, upaya terkait akses layanan dan konseling untuk ibu menjadi tantangan tersendiri.

"Dukungan lain yang diperlukan oleh ibu adalah konselor menyusui yang terampil agar dapat memberikan edukasi yang baik kepada ibu dan keluarganya tentang proses menyusui," paparnya.

Betapa tidak, konseling menyusui dapat membantu ibu membangun kepercayaan dirinya dalam mengatasi tantangan pemberian ASI dan mencegah praktek pemberian makan yang dapat mengganggu kesehatan bayi.

Di sisi lain, kementerian/lembaga, dunia usaha, media, dan masyarakat bisa turut mendukung program ASI eksklusif melalui penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI.

Baca Juga: Badan POM Tegaskan Susu Kental Manis (SKM) Bukan Sumber Gizi Pengganti ASI

"Pemberian kesempatan kepada Ibu yang bekerja untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja," imbuh Erni.

Sementara itu, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, DR. Dhian Dipo mengatakan manfaat dari ASI sangatlah banyak, tidak hanya bagi bayi dan ibu, tapi juga bagi keluarga, lingkungan sekitar, dan negara.

"Menyusui adalah tanggungjawab bersama, bukan hanya ibu saja. Negara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 arah kebijakan bidang kesehatan salah satunya memberikan perlindungan bagi ibu menyusui," terang DR. Dhian.

Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan tujuan percepatan perbaikan gizi masyarakat dan peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Baca Juga: Begini Hukum Suami Menyusu dan Menelan ASI Istrinya dalam Islam, Diperbolehkan atau Makruh?

DR. Dhian berharap informasi tentang manfaat ASI dan bagaimana mengASIhi yang baik dan benar dapat tersampaikan, diteruskan, dan disebarluaskan kepada masyarakat.

"Meskipun menyusui adalah sebuah proses yang alami, namun dalam pelaksanaannya tidak selalu mudah. Masih ada tantangan dan hambatan yang dihadapi, salah satunya banyak ibu yang mengeluh ASInya tidak keluar sehingga harus berhenti memberikan ASI, kondisi Ibu yang bekerja dan karena kesibukannya akhirnya berhenti memberikan ASI," bebernya.

DR. Dhian menilai, seharusnya hal-hal tersebut tidak menjadi halangan bagi ibu untuk terus menyusui. Oleh karena itu, dukungan berbagai pihak kepada ibu sedari hamil, melahirkan, sampai menyusui menjadi penting dalam keberhasilan pemenuhan gizi melalui ASI.

Selain dari ayah dan keluarga, dukungan berupa optimalisasi implementasi kebijakan pemerintah di tempat kerja, penguatan fasilitas layanan kesehatan dan kapasitas tenaga kesehatan dalam pemberian ASI, dan pengetahuan ibu dan keluarga juga menjadi penting dilakukan.

"Dengan dukungan tersebut, diharapkan ibu dapat menyusui dengan nyaman dan gizi bayi dapat terpenuhi," tutup DR. Dhian.***

Editor: Rustandi

Sumber: kemenpppa.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler