In Memoriam KH. Muchtar Adam: Kalau Dua Tahun Dakwah Tak Ada Fitnah, maka Dakwah Gagal

7 Juli 2021, 06:57 WIB
Pengasuh Pesantren Babussalam KHm Muchtar Adam yang wafat pada Selasa 6 Juli 2021 /BABUSSALAM/

JURNAL SOREANG- Inna lillaahi wainna ilaihi raaji'uun. Pengasuh Pondok Pesantren Baabussalaam Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabur Bandung, KH. Muchtar Adam, meninggal dunia, di RS Muhammadiyah, Kota Bandung.

Almarhum yang berasal dari Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, ini juga pernah merambah Medan dakwah di gedung DPR-RI Senayan, Jakarta, sebagai wakil rakyat dari PAN pada awal-awal reformasi.

Menurut cucu sekaligus ajudan almarhum, M. Fauzan, Kyai Muchtar wafat di RS Muhammadiyah pada Selasa, 6 Juli 2021, pukul 22.03 WIB karena penyakit jantungnya kambuh ditambah sesak napas.

Baca Juga: Inna Lillaahi, KH..Muchtar Adam Wafat, Dakwah dari Pulau Selayar sampai Senayan Meski Banyak yang Mencibir

Menurut Fauzan, salah satu hal yang berkesan di Almarhum adalah perjuangan dalam dakwah yang tak pernah loyo apalagi berhenti.

"Beliau juga aktif menggunakan berbagai media dakwah termasuk media sosial seperti Facebook. Nah ada status yang menarik soal banyaknya cobaan bahkan fitnah kepada Almarhum," ucap mahasiswa FISIP Unfari ini.

Salah satu status FB Almarhum berkaitan dengan pesan orangtuany ketika KH. Muchtar Adam akan pergi ke Pulau Jawa untuk melanjutkan kuliah di IKIP Bandung (kini UPI).

Baca Juga: PPKM Darurat, Tim Gabungan Gugus Tugas Covid-19 Gelar Patroli. Camat Ciparay: Edukasi Humanis pada Warga

"Wasiat orangtua pak kyai adalah kalau kamu melaksanakan tugas dakwah di satu tempat lalu sebelum 2 tahun tidak ada fitnah, maka tinggalakan tempat itu. Sebav berarti engkau gagal membina umat," katanya.

Awalnya Almarhum membangun Musala sebagai cikal bakal Pesantren Babussalaam di Ciburial, Cimenyan, Kabupaten Bandung, pada awal tahun 1981.

"Pak Kyai mengawali pembinaan dengan 20 santri warta sekitar. Suatu pagi saat shalat subuh ada mahasiswa dari kota yang datang lalu ikut makmum. dengan hanya bln Januari. Tiap shalat subuh pada Jumat, maka Kyai Muchtar selalu melakukan sujud tilawah," katanya.

Baca Juga: UIN SGD Optimalkan Asrama Mahasiswa Berbasis Pesantren, Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN SGD Gelar Workshop

Namun, berita yang menyebar adalah KH. Muchtar Adam melakukan ajaran sesat karena shalat subuh 3 rakaat.

"Fitnah juga datang saat Pak Kyai mengembangkan tafsir dengan wawasan luas termasuk mengumpulkan umat Islam yang masuk kelompok ingkar sunnah atau mengingkari keberadaan sunah dan hadis nabi. Pak Kyai berupa membina kelompok ini dengan wawasan yang luas agar kembali, tapi di luar ribut dengan mengatakan awas Muchtar Adam Babussalam masuk kelompok ingkar sunnah dan menolak hadis," katanya.

Sebagai orang yang selalu di samping Kyai Muchtar, Fauzan juga menceritakan fitnah yang datang saat Almarhum mengembangkan program pengobatan ala Nabi Muhammad yakni Thibb al-Nabawi.

Baca Juga: Wow, Ratusan Ribu Remaja Masjid Ikuti Penutupan Pesantren Digital IRMA Sekaligus Peringatan Nuzulul Quran

"Pengobatan ini bersumber dari kitab-kitab Ulama Salaf, mulai pengembangan lebah/madu , tapi muncul fitnah dan tuduhan tanpa tabayyun. Awas Muchtar Adam Babussalam itu dukun, musyrik, nujum, sesat dll," kata Fauzan yang menambahkan sampai kini pengobatan ala nabi tetap berjalan malah Babussalam dikenal dengan peternakan lebahnya.

Bukan hanya itu, Almarhum juga sempat menceritakan adanya tudingan sebagai alumni Pulau Buru sehingga mantan tahanan PKI.

"Alhamdu lillah Babussalam terus berkembang pesat. Tapi lagi-lagi saat Pak Kyai ingin mengembangkan penafsiran fikih berbagai Mazhab muncul fitnah sebagai agen Syiah," katanya.

Baca Juga: Terharu! Kartika Putri Gak Tega Lepas Putri Sulungnya Sekolah Pesantren Jauh ke Luar Negeri

Awalnya Babussalam akan menyelenggarakan Seminar Nasional Tafsir al-Quran termasuk perbandingan Tafsir Perbandingan tafsir aneka mazhab tafsir dan Mazhab Fikihm

"Acara belum dimulai sudah ribut kalau Pak Muchtar Adam/Babussalam itu syiah, karena mangungkap perbandingan tafsir Ja'fari yang biasa dipakai kaum Syiah maupun mengungkap Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali," katanya.

Hal sama juga terjadi saat Kyai Muchtar Adam memulai kajian tafsir Ma'rifatullah (mengenal Allah SWT) di Masjid Raya Bandung Jabar.

"Masyarakat ribut dan fitnah tersebar, awas Muchtar Adam Babussalam bisa membangun di mana-mana,dananya dari Jaringan Islam Liberal (JIL). Waspadalah Babusslam sesat, Muchtar Adam lebih kafir dari kafir, jangan sekolah dan jangan ngaji di Babussalam," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat Bandung Raya dan Sekitarnya, Rabu 7 Juli 2021

Menurut Fauzan, Pak Kyai Muchtar tak ingin menanggapi semua fitnah itu dan hanya teringat kepada pesan orangtuanya yang terbukti bahwa fitnah akan datang saat dakwah.

"Dengan fitnah itu malah membuat perjuangan di bidang pendidikan, dakwah, ekonomi dan sosial harus maju terus. Karena kalau tidak ada fitnah, berarti engkau tidak sukses," katanya.

Kini Babussalam memiliki tiga pesantren di Bandung, pesantren Selayar, Pulau Nias (Sumatera Utara), Sumatera Barat dan Wakatobi.

Baca Juga: Aktivis Mahasiswa dan Cucu KH. Muchtar Adam Akan Bela Mati-matian NIssa Sabyan, Instagramnya Viral

"Fitnah kepada Pak Kyai tanpa adanya tabayyun atau meneliti kebenarannya langsung kepada Babussalam. Hanya cenah atau katanya," ujarnya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler