Melihat animo peserta melebihi yang diharapkan dan terciptanya pengganti Festival Istiqlal, Sang Maestro Kertas yang sudah melanglang buana ke seantro dunia ini, tentu saja merasa terharu, dengan terbata-bata dan sedu-sedan bersimbah air mata dia mengomentari acara yang digagasnya.
“Saya terharu, tapi bukan hanya oleh kreativitas masing- masing yang saya kira itu pasti selalu menetas pada seorang seniman, tapi keharuan saya kepada bagaimana tidak mudahnya selama ini kita bisa jalan-jalan ke Nusantara baik semasa atau selama masa pandemi ini," kata Kang Wawan.
Baca Juga: Bawaslu Terima Kembali Laporan Pengaduan Dugaan Pelanggaran Pemilukada 2020 Kabupaten Bandung
Kang Wawan menambahkan, pameran dalam bentuk virtual ini memberi kesempatan kepada kita bersilaturahim dalam konteks kenusantaraan lewat seni, dan mestinya hal ini menjadikan kita semua warga nusantara punya keinginan yang kuat untuk memberikan semangat pada kebudayaan, seni dan kesenimanan Nusantara dan menyebarkan keharumannya hingga ke Asia Tenggara, Asia bahkan dunia.
Dengan masih tersedu, Kang Wawan mengatakan, kita selama ini dipengaruhi dunia tapi lupa punya Nusantara.
"Mulai saat ini saya mulai dari diri pribadi ingin menjadikan Nusantara ini sabagi markas besar untuk kita berkreasi menuju kemajuan negeri ini, Indonesia negeriku tercinta, “ kata Kang Wawan.
Baca Juga: Miris. Kalau Anda Minum Obat, 90 Persennya Bahan Import
Religiusitas di sini, kata Kang Wawan, tentu saja melibatkan semua keyakinan yang ada dan diakui di Nusantara sebagai keberagaman dengan perbandingan peserta Islam 80-90% sedangkan peserta yang beragama lainnya 20 orang.
Festival Istiqlal dalam bentuk baru ini menghadirkan juga para pembicara dalam public lecture seperti Dr. Acep Iwan Saidi(Kang AIS), Prof.Dr.Ignatius Bambang Sugiarto, Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn, Dr. Sirajuddin. Dr.Opan Syafari Hasyim, Dr. Djulijati Prambudi, M.Sn, dan Dr. Wawan Gunawan, S.Sn.Mn., (Wawan Ajen) dan peserta seminar bertemakan keagamaan ini sudah tercatat ada 90 dari seluruh Nusantara ditambah Malaysia dan Philipina.
Dan seperti biasa, dalam pameran sekarang pun, Kang Wawan menggelar pameran tunggal, sebagai ruh pameran, kali ini judulnya “Di Atas Langit Ada Kertas” sedangka peserta yang lain mengelar pameran dengan judulnya masing-masing yang mengacu pada tema besar “Religiusitas Dalam Seni Rupa Kontemporer Nusantara”.