Namun, sampel air liur dan darah hanya menangkap sesaat, dan kortisol berfluktuasi secara signifikan sepanjang hari.
Bahkan pengalaman berhadapan dengan jarum suntik untuk mengambil darah dapat meningkatkan stres, dan dengan demikian meningkatkan kadar kortisol.
Baca Juga: Pekan Ini 7 Daerah di Jabar Masuk Zona Hijau, Tetapi Zona Merah Bertambah Menjadi 3 Daerah
Sementara jika menggunakan sampel rambut, memang dapat memberikan gambaran singkat tentang kortisol selama beberapa bulan tetapi analisis rambut tergolong mahal.
Pemeriksaan melalui kotoran telinga sendiri sebelumnya juga menyakitkan karena melibatkan jarum suntik. Untuk itulah, Herane-Vives dan rekan-rekannya mengembangkan swab yang, jika digunakan, tidak akan lebih membuat stres.
"Setelah studi percontohan yang berhasil ini, jika perangkat kami dapat diteliti lebih lanjut dalam uji coba yang lebih besar," katanya.
Baca Juga: Alhamdulillah, Imam Masjid di Bekasi Akan Dapat Gaji Rp 2,5 Juta Sebulan. Ini Syaratnya
Peneliti berharap dapat mengubah diagnosis dan perawatan bagi jutaan orang dengan depresi atau kondisi terkait kortisol."Seperti penyakit Addison dan sindrom Cushing, dan kemungkinan banyak kondisi lainnya," kata peneliti dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ANTARA, Minggu, 8 November 2020.***