Hal ini menunjukkan perlu adanya upaya-upaya nyata dari semua pihak yang terkait, dari mulai dinas pendidikan, pihak sekolah untuk sama sama memikirkan solusi agar siswa tidak mengalami stres akademik dan dampak stres psikologis bagi kedua orang tuanya.
"Salah satu upaya nyata yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk meminimalisir tingkat stres yang dialami oleh siswa karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya dan mendorong kedua orang tuanya untuk memahami situasi dan kondisi psikisnya anaknya adalah dengan konseling krisis," katanya.
Tujuan konseling krisis adalah berkisar pada memberikan bantuan segera dan dalam berbagai bentuk kepada orang yang membutuhkan bantuan.
"Guru bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah yang memiliki keahlian dasar untuk memberi bantuan, berenergi tinggi, mempunyai refleks mental yang cepat, tetapi juga seimbang, kalem, kreatif, dan fleksibel dalam menghadapi situasi sulit, dan terutama memiliki keikhlasan yang tulus untuk membantu," katanya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melaksanakan krisis konseling.
"Langkah pertama adalah home visit prioritas terhadap siswa siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan tugas sekolahnya. Hal ini menjadi penting untuk mendapatkan informasi secara actual kondisi yang melatarbelakangi ketidakmampuan siswa mengerjakan tugasnya kemudian lakukan observasi," katanya.
Baca Juga: Bisnis Sayuran Organik Tetap Menguntungkan
Langkah kedua adalah mendengarkan keluh kesah siswa dan kedua orangtuanya kalau memungkinkan. "Aktivitas mendengarkan yang esensial adalah guru bimbingan dan konseling mampu mendefinisikan masalah dengan mengeksplorasi masalah dari sudut pandang siswa, guru bimbingan dan konseling menggunakan teknik mendengarkan dengan aktif, termasuk pertanyaan terbuka, memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan siswa secara verbal maupun nonverbal, memastikan kenyamanan siswa dalam pertemuan," katanya.