Awal Tahun Bisa Dijadikan Jalan Hijrah, Begini Maksudnya Menurut Ustaz Dede Supriatna

- 5 Januari 2024, 07:08 WIB
Dede Supriatna, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin (TKM) Yayasan Assyakur Lingga
Dede Supriatna, pensiunan dan alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin (TKM) Yayasan Assyakur Lingga /Istimewa /

Sebelum memutuskan untuk hijrah dari Mekkah ke Madinah, ada perasaan berat hati dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya, karena harus meninggalkan kampung halamannya. Tapi, hal ini harus dilakukan demi terwujudnya perubahan dan terwujudnya dakwah.

Dari sudut pandang fisik, hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW adalah sebuah transisi di antara dua situasi, dari keadaan yang tidak aman dan lemah (Mekkah) menuju keadaan yang aman dan kuat (Madinah).

Sedangkan dari sudut pandang spiritual, hijrah dipahami sebagai transisi dari keadaan lemah manusia atas dosa menjadi keadaan yang kuat dan terus berjuang untuk menghindarinya. Keadaan yang penuh dengan kelalaian menuju kesadaran spiritual yang sehat. 

 

Penerapan hijrah dalam kehidupan sehari-sehari cakupannya begitu luas, pada intinya hijrah adalah tindakan yang harus dibarengi dengan perubahan ke arah yang lebih baik dan terus menerus diupayakan jadi lebih baik setiap harinya.

Hijrah adalah hal yang dilakukan oleh semua orang yang memiliki itikad baik dalam memandang kehidupan. Karena pada dasarnya, hijrah adalah upaya kita untuk meraih pencapaian dan prestasi, baik spiritual maupun material yang lebih baik dari sebelumnya.***

Penulis, Pensiunan dan Alumni Takhasus Kulliyatul Muballighin Yayasan Assyakur Lingga 

 

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah