Serangan kepada Palestina Bukan Sebatas Agama, tapi Kejahatan, Ini Pendapat Mahasiswa Fakultas Dakwah Unisba

- 24 Desember 2023, 08:23 WIB
Mahasiswa Unisba Rafki Razif yang menyoroti masalah kejahatan kemanusiaan di Palestina
Mahasiswa Unisba Rafki Razif yang menyoroti masalah kejahatan kemanusiaan di Palestina /Istimewa /

Baca Juga: Baznas Kabupaten Bandung Terima Donasi Palestina Sebesar Rp500 Juta

Ditambah lagi dengan serangan mematikan terhadap sebuah sekolah UNRWA di kamp pengungsi Al Maghazi yang di dalamnya menampung 4.000 pengungsi adalah kekejaman dan sebuah pelanggaran HAM.

2. Operasi Badai Al-Aqsa

Pada tanggal 7 Oktoer 2023 militer Hamas melancarkan serangkaian serangan roket yang menghantam kota-kota besar di seluruh Israel, tanpa ampun militer Hamas memborardir Israel tidak hanua melalui udara, melainkan darat dan laut.

Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia Abdul Muta’ali menilai bahwa serangan tersebut adalah respons atas ketidak adilan dan sikap-sikap paramoia Israel, serta simbol atas keinginan palestina untuk Merdeka.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tak Lelah Lobi Soal Nasib Palestina Termasuk Saat Bertemu dengan PM Jepang Kishida

Kejahatan yang memilukan adalah pemutar balikan fakta, dimana dalam kasus ini yang dianggap jahat adalah Hamas. Ungkap Abdul “Para pimpinan dunia hanya merespons 5.000 roket yang dikirimkan Hamas terhadap Israel tanpa melihat alasan di alik itu sebagai respons atas ketidak adilan dunia yang di bungkam.

Serangan Hamas yang disebut sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa” ini juga seagai respons atas normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel dan normalisasi atas ketidak adilan yang didapati oleh Masyarakat Palestina selama 75 tahun.

Ketika dunia Bungka,, negara-negara Ara bungkam, maka 5.000 roket adalah Bahasa dari masarakat paletina yang ingin mengatakan kepada dunia bahwa sejak israel berdiri 1948, kami dijajah, Gaza diblokade, dan tanah kami dirampas.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah