Khazanah Ramadhan: Rukun Bersyukur Atas Nikmat yang Diberikan Bersama Ustadz Yulian Purnama

- 20 April 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi, Khazanah Ramadhan: Rukun Bersyukur bersama Ustadz Yulian Purnama
Ilustrasi, Khazanah Ramadhan: Rukun Bersyukur bersama Ustadz Yulian Purnama /Pexels

JURNAL SOREANG - Sebagai manusia sudah sepantasnya kita banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Nilai nikmat yang kita terima, tak terhingga karena saking banyaknya mukai nikmat sehat, keimanan, hingga nikmat rejeki.

Berbagai jenis Kenikmatan yang diberikan kepada kita, mulai nikmat materi, berkeluarga dan juga banyak nikmat yang patut disyukuri.

Baca Juga: Branch Manajer Aplikasi Robot Trading DNA Pro Diringkus, Polisi: Tersangka Hans Andre Supit Resmi Ditahan

Namun dalam bersyukur juga ada rukunya, simak penjelasan Ustadz Yulian Purnama dibawah ini mengenai rukun bersyukur.

1. Mengakui dan menyadari bahwa Allah telah memberinya nikmat.

Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala.

Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh.

Baca Juga: Terus Bertambah! Bareskrim Polri Kembali Ringkus Petinggi Aplikasi Robot Trading DNA Pro, Ini Perannya

Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini. Dari Ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma, ia berkata,

مُطِرَ النَّاسُ على عهدِ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ أصبحَ منَ النَّاسِ شاكرٌ ومنهم كافرٌ قالوا هذهِ رحمةُ اللَّهِ وقالَ بعضُهم لقد صدقَ نوءُ كذا وكذا

“Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda, ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat,"

"Orang yang bersyukur berkata, ‘Inilah rahmat Allah.’ Orang yang kufur nikmat berkata, ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu" (HR. Muslim no.73).

Baca Juga: Catat! 3 Hal yang Harus Diperhatikan Lansia Saat Sahur dan Berbuka Puasa, Apa Saja?

2. Menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah.

Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut kesulitan yang kita hadapi dan mengeluhkannya kepada orang-orang.

“Saya sedang sakit ini.” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya kemarin rugi sekian rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala berfirman,

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS. Adh-Dhuha: 11)

Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum atas diri sendiri).

Baca Juga: Masya Allah! Manfaat Memperbanyak Istighfar di Bulan Ramadhan, Salah Satunya Melancarkan Rezeki

3. Menunjukkan rasa syukur dalam bentuk ketaatan kepada Allah.

Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala yang ia miliki semata-mata atas keluasan rahmat Allah.

Namun di sisi lain melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia enggan shalat, enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara pengakuan dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Ali Imran: 123).

Baca Juga: Wow! Inilah Deretan 5 Wonderkid Argentina yang Diprediksi Tampil di Piala Dunia U-20 Indonesia 2023

Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan. Orang yang melaksanakan 3 hal di atas ketika mendapat nikmat, barulah disebut sebagai orang yang bersyukur. (Faedah dari kitab Asy Syukru karya Dr. Mihran Mahir Utsman)***

Editor: Rustandi

Sumber: telegram manhaj_salaf1


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah