Apa yang Akan Terjadi Jika Sengaja Meninggalkan Puasa Dibulan Suci Ramadhan? Begini Dalilnya

- 7 April 2022, 20:54 WIB
Apa yang Akan Terjadi Jika Sengaja Meninggalkan Puasa Dibulan Suci Ramadhan? Begini Dalilnya
Apa yang Akan Terjadi Jika Sengaja Meninggalkan Puasa Dibulan Suci Ramadhan? Begini Dalilnya /Pixabay

JURNAL SOREANG - Ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan hukumnya wajib bagi semua umat Muslim, di seluruh Dunia.

Hal tersebut, harus sangat diperhatikan karena menjadi rukun Islam yang ke tiga.

Dikutip jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com dari akun instagram @majalah.almustaqim yang diunggah pada 4 April 2022.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kota Cirebon, Jum'at 8 April 2022

Hukum puasa di bulan suci Ramadhan bersifat wajib seperti tertera dalam Al Qur-an, Al Hadist serta Ijma.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Latin:

(Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn).

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al-Baqarah/2:183)

Baca Juga: CR7 Ronaldo dan Georgina Rodriguez Hadapi Masalah Ekonomi? Usai Lolos Piala Dunia 2022 Qatar akan Menikah?

Berdasarkan ayat diatas, orang-orang beriman diharuskan untuk berpuasa seperti orang-orang terdahulu seperti Nabi dan para Rasul Allah swt.

Kemudian, Syaikh Abdul ‘Aziz ar-Rajihi -hafizhahullah- berkata:

Barangsiapa mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, maka dia kafir, murtad dari agama Islam.

Karena dia telah mengingkari satu kewajiban besar dan satu rukun dari rukun-rukun Islam, serta satu perkara yang diketahui dengan pasti sebagai ajaran Islam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Baca Juga: Cristiano Ronaldo vs Robert Lewandowski: Prediksi Siapa Yang Lebih Garang di Piala Dunia 2022

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Latin:

(buni al'iislam ealaa khams shahadat 'an la 'iilah 'illa alllah wa'ann muhammadan rasululllahi wa'iiqam alssalat wa'iita' alzzakat walhajj wasawm ramadan).

Artinya:

"Islam dibangun di atas lima tiang: Syahadat Laa ilaaha illa Allâh dan Muhammad Rasûlullâh; menegakkan shalat; memberikan zakat; haji; dan puasa Ramadhân". HR. al-Bukhari, No. 8; Muslim, No. 16.

Dikutup dari laman almanhaj.or.id, Abu Umamah al-Bahili berkata:

عَنْ أَبْي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ : اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ

لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ

أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

Baca Juga: Wow! Inilah 5 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Otak yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Latin:

('an 'aby 'umamat albahiliyy qal sami'tu rasulullahi salla hu alaihi wasallam yaquluu: bayna 'ana nayim 'iidh 'atania rajulaan fa'akhadha bidabeayy fa'ataya bia jabalaan waeran faqala lia.

Asead faqult: 'inna la 'utiquh faqala : 'inna sanusahhiluh laka fasho'idtu idzaa kuntu fii sawaa iljabal idzaa a naa bashwaa tin syadiydatin faqultu.

Maa hadzihi ashwaa tu qoluu, hadzaa 'uwaa u ah li nnaru, tsummantuliqo biy faidzaa a naa baquwm mu'allaqiyna ba'araa qiybahum musyaqafah asyuda fahu, nasiylu asyudaa fahumdaman qoolu. man hawaalaa qoola : hawaa laa illadziyni yuftiruwna qobla tahilati shawmihim).

Artinya:

Dari Abu Umamah al-Bahili, dia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kota Cirebon, Jum'at 8 April 2022

“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku, Naiklah! Aku menjawab, Aku tidak mampu,"

Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu, Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, maka aku bertanya, Suara apa itu? Mereka menjawab, Itu teriakan penduduk neraka,"

Kemudian aku dibawa, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang tergantung (terbalik) dengan urat-urat kaki mereka (di sebelah atas), ujung-ujung mulut mereka sobek mengalirkan darah.

Aku bertanya, Mereka itu siapa? Mereka menjawab, Meraka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya”. HR. Nasâ’i dalam as-Sunan al-Kubra, no. 3273.

Baca Juga: Gorengan Memang Mantap, namun Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Berikut Penjelasannya

Ibnu Hibbân; Ibnu Khuzaimah; al-Baihaqi, 4/216; al-Hâkim, no. 1568; ath-Thabarani dalam Mu’jamul Kabîr. Dishahihkan oleh al-Hâkim, adz-Dzahabi, al-Haitsami. Lihat: al-Jâmi’ li Ahkâmis Shiyâm, 1/60.

Sahabat Ali bin Abi Thalib sekalipun memberi hukuman dera atau pukulan, terhadap orang yang berbuka (sebelum waktunya) di bulan suci Ramadhan.

Seperti yang dikatakan dalam riwayat sebegai berikut:

عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَرْوَانَ، عَنْ أَبِيهِ: أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ أُتِيَ بِالنَّجَاشِيِّ قَدْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي رَمَضَانَ, فَضَرَبَهُ

Latin:

('an 'atoo ibna abii marwaa na anna 'aalayyabna a bii thoo libin a tiya ba nnajaa syiya qod syar ba khara fii ra ma dhaa na fa dhara bah).

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kota Bekasi, Jum'at 8 April 2022

Artinya:

"Dari Atha’ bin Abi Maryam, dari bapaknya, bahwa An-Najasyi dihadapkan kepada Ali bin Abi Thâlib, dia telah minum khamr di bulan Ramadhân.

Ali memukulnya 80 kali, kemudian esoknya dia memukulnya lagi 20 kali. Ali berkata, “Kami memukulmu 20 kali karena kelancanganmu terhadap Allâh dan karena engkau berbuka di bulan Ramadhân”. (Riwayat Ibnu Hazm di dalam al-Muhalla, 6/184).

Semua riwayat yang sudah ditulis menunjukkan bahwa, jika seseorang tidak mempunyai alasan atau udzur dan meninggalkan puasa di bulan Ramadhan merupakan dosa yang besar.

Wallahu alam bishawab.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah