Network
JURNAL SOREANG – Korban pemerkosaan memiliki trauma yang sangat sulit untuk dihilangkan, bahkan tak jarang mereka memilih untuk bungkam. Sehingga mengakibatkan trauma yang mendalam.
Pemerkosaan masih sering terjadi di sekitar kita, namun tak banyak korban yang berani mengakui tentang apa yang sedang ia alami. Kebanyakan korban lebih memilih untuk bungkam, karena ada ancaman dari pelaku.
Korban pemerkosaan yang bungkam ataupun berani berbicara tetap saja memiliki trauma yang sulit untuk diatasi, diperburuk lagi dengan hukum yang terkadang belum berpihak pada korban. Namun tak hanya pada perempuan saja, lelaki juga bisa mengalami pemerkosaan.
Baca Juga: Bikin Iri, Inilah 5 Fakta Hidup Di Qatar Penyelenggara Piala Dunia 2022 yang Membuat Tercengang
Dampak yang terjadi pada korban dapat memicu hantaman besar pada sisi psikologis, korban pemerkosaan bisa merasa tidak berguna, hancur, takut, dan merasa tidak percaya diri. Munculnya trauma dalam bentuk mimpi buruk dan kilas balik pada kejadian.
Pada saat kejadian tersebut, bisa menjadi kilas balik kejadian terburuk dalam hidup korban. Sehingga ia melihat segala benda dan tempat yang bisa mengingatkan pada kejadian yang dialaminya, lalu menjadi histeris kembali.
Tak hanya itu, korban juga merasakan semua rasa negatif seperti menyalahkan diri sendiri, tak berdaya, hingga takut ini. Itu semua merupakan gejala yang dirasakan sendiri, bukan realita yang terjadi.
Baca Juga: Taeyeon Rilis MV “INVU”, Inilah Lirik dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia!
Lalu bagaimana cara mengatasi trauma pada korban? Dilansir dari laman sehatq, terdapat beberapa cara untuk mengatasi trauma pada korban pemerkosaan.
