Network
JURNAL SOREANG - Dengan adanya perbedaan antara miskin dan kaya harta, maka fungsi manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi dapat terlaksana dengan baik.
Jika kita perhatikan semua kehidupan di dunia ini, maka kita akan dapat menyimpulkan bahwa dinamika kehidupan bisa tercipta saat ada gerak.
Gerakan itu hanya akan terwujud di saat ada perbedaan. Jika semuanya telah seimbang dan sama, maka kehidupan ini akan vakum dan berhenti. Tak ada lagi dinamika dan gerakan. Saat itulah dunia akan berhenti.
Meskipun demikian, bukan berarti Islam membiarkan jarak perbedaan itu terlalu lebar.
Allah mengatur agar jarak itu tidak terlalu besar, dengan memerintahkan Muslimin untuk berbagi dalam bentuk sedekah, zakat, dan infak.
Itulah alasan Allah menetapkan bahwa orang-orang yang kekurangan memiliki hak di dalam harta orang-orang yang mampu dan kaya.
Hikmahnya berupa kasih sayang dan rahmat Allah kepada manusia. Kasih sayang itu diberikan semata-mata demi kemaslahatan manusia itu sendiri.
Baca Juga: Penerimaan Zakat BAZNAS Kabupaten Bandung Mulai Naik Meski Masih Belum Signifikan
Tak ada sedikit pun kepentingan bagi Allah di dalam hal itu. Keutamaan dan rahasianya tujuan dari Allah, marilah kita lihat pernyataan Allah menjelaskan hal ini.
"Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa." (asy-Syurâ: 19)
Mahalembut artinya kasih sayang dan kebaikan yang pada puncaknya. Bisa jadi Allah tidak melimpahkan rezeki kepada seorang mukmin, tetapi justru itulah yang terbaik untuknya.
Baca Juga: MUI Kabupaten Bandung: Membayar Zakat Tak Perlu Ijab Kabul, Ini Alasannya
Urusan dunia, harta, dan kekayaan adalah hal yang menjadi rebutan dan persinggungan antar manusia selama di dunia. Urusan itu dapat memutuskan hubungan seorang mukmin dengan Rabbnya. ***
