Hikmah Rezeki: Hati-hati dengan Rezeki Melimpah tapi Istidraj, Bisa Sebabkan Putus Asa Bahkan Musibah

- 7 Februari 2022, 08:23 WIB
Ilustrasi rezeki. Hikmah Rezeki: Hati-hati dengan Rezeki Melimpah tapi Istidraj, Bisa Sebabkan Putus Asa Bahkan Musibah
Ilustrasi rezeki. Hikmah Rezeki: Hati-hati dengan Rezeki Melimpah tapi Istidraj, Bisa Sebabkan Putus Asa Bahkan Musibah /Pixabay.com/stevepb.

JURNAL SOREANG - Tanpa perbedaan dalam hal rezeki, tidak akan diketahui mana orang yang sabar, tawakal, dan bersih hatinya.

Dengan rezeki yang berbeda-beda kadar dan jumlahnya, seorang mukmin diuji untuk menjaga hatinya dari dengki dan iri hati.

Sebagai istidraj (keadaan berlimpah nikmat yang diberikan Allah kepada seorang kafir, sehingga dia takabur dan lupa diri kepada-Nya).

Kesehatan yang prima, kekayaan yang melimpah, dan kemudahan di dunia, terkadang menjadi sebuah istidraj dari Allah.

Baca Juga: Diungkap Ustadz Adi Hidayat, Ini Tanda Rumah yang Sering Didatangi Malaikat Pembawa Rezeki

Dia membiarkan mereka lalai dalam kenikmatan itu, hingga akhirnya Allah mengambil semuanya secara tiba-tiba, termasuk diri dan jiwa mereka.

Sayyid Quthb dalam Tafsirnya mengatakan, Allah membukakan semua pintu kebaikan dan rezeki yang melimpah. Kemudian mereka gembira dan tenggelam dalam kenikmatan dunia tanpa sedikit pun rasa syukur kepada Allah.

Mereka pun lupa kepada Rabb yang memberikan itu semua. Yang mereka lakukan hanya memenuhi nafsu syahwat. Pada saat itulah, datanglah janji Allah SWT dalam firman-Nya.

Baca Juga: Simak! Inilah 5 Doa yang Bisa Dibaca Waktu Pagi Hari, Sebagai Jalan Pembuka Pintu Rezeki

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai keakar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam." (al-An'âm: 44-45)

Allah memberikan istidraj kepada manusia dengan banyak bentuk. Misalnya harta yang melimpah, tidak pernah mendapat musibah, menganggap mulia diri sendiri dan merendahkan orang lain, dan semakin tenggelam dalam kemaksiatan.

Para sahabat, tabiin, dan para ulama yang hidup di zaman dahulu menyadari adanya kemungkinan istidraj, sehingga mereka pun menjadi orang-orang yang sangat khawatir jika apa yang diberikan Allah itu hanyalah istidraj.

Baca Juga: Mau Diberi Kemudahan dalam Urusan Rezeki? Kerjakan Amalan ini Menurut Shekh Ali Jaber

Ketika ada rezeki berupa harta dunia yang menghampiri, mereka justru merasakan ketakutan. Sebab, khawatir itu hanyalah istidraj.

Itulah mengapa para ulama berpendapat wajib untuk menerima (qana'ah) atas pemberian Allah, bersyukur kepada-Nya, dan tidak tertipu oleh banyaknya jumlah rezeki yang diperoleh. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: Buku Rezeki dalam Alquran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah