Tradisi Ini Diturunkan dari Nenek Moyang dan Dipertahankan, Wujud Toleransi di Pegunungan Tengah Papua

- 31 Desember 2021, 10:16 WIB
Foto : Ilustrasi Bakar Batu. Pexels/Jeremy Bishop
Foto : Ilustrasi Bakar Batu. Pexels/Jeremy Bishop /

JURNAL SOREANG - Bila berbicara tentang Papua, pasti hal yang muncul di pikiran kita adalah tentang pemandangan yang indah, kekayaan alam yang melimpah dan adat istiadat nenek moyangnya yang masih di lestarikan hingga saat ini.

Tapi hal yang mencolok bagi masyarakat Papua, yaitu dalam memegang teguh tradisi yang di wariskan nenek moyang mereka.

Di antaranya adalah tradisi bakar batu di pegunungan atau pedalaman Papua yang memiliki makna dalam dan nilai toleransi di tengah perbedaan.

Tradisi bakar batu yaitu ritual memasak bersama-sama warga satu kampung sebagai bentuk syukur, perkumpulan sanak saudara dan kerabat. Atau menyambut kebahagiaan seperti kelahiran, perkawinan, dan penobatan kepala suku.

Baca Juga: Terunik! Lempar Piring, Bakar Patung Bukan Jagung, Simak 9 Tradisi Tahun Baru yang Menarik di Seluruh Dunia

Dulunya, tradisi bakar batu adalah pesta memasak babi dengan batu sebagai alatnya. Babi yang akan dimasak itu akan dipanah terlebih dahulu dan tidak di sembelih.

Masyarakat Papua mempercayai bila babi yang di panah langsung mati, maka acara yang di maksudkan akan sukses. Tapi jika tidak langsung mati, maka pertanda acara tidak akan sukses.

Namun di sejumlah tempat di Papua tradisi bakar batu ini mengalami perubahan, yaitu tidak lagi hanya mengguanakan babi untuk di bakar dan di hidangkan, melainkan juga menyediakan ayam.

Baca Juga: 5 Tradisi Tindakan Gila dan Mengerikan yang Menyiksa Diri Sendiri, Diantaranya Mencambuk Tubuh Hingga Berdarah

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x