JURNAL SOREANG - Bila berbicara tentang Papua, pasti hal yang muncul di pikiran kita adalah tentang pemandangan yang indah, kekayaan alam yang melimpah dan adat istiadat nenek moyangnya yang masih di lestarikan hingga saat ini.
Tapi hal yang mencolok bagi masyarakat Papua, yaitu dalam memegang teguh tradisi yang di wariskan nenek moyang mereka.
Di antaranya adalah tradisi bakar batu di pegunungan atau pedalaman Papua yang memiliki makna dalam dan nilai toleransi di tengah perbedaan.
Tradisi bakar batu yaitu ritual memasak bersama-sama warga satu kampung sebagai bentuk syukur, perkumpulan sanak saudara dan kerabat. Atau menyambut kebahagiaan seperti kelahiran, perkawinan, dan penobatan kepala suku.
Dulunya, tradisi bakar batu adalah pesta memasak babi dengan batu sebagai alatnya. Babi yang akan dimasak itu akan dipanah terlebih dahulu dan tidak di sembelih.
Masyarakat Papua mempercayai bila babi yang di panah langsung mati, maka acara yang di maksudkan akan sukses. Tapi jika tidak langsung mati, maka pertanda acara tidak akan sukses.
Namun di sejumlah tempat di Papua tradisi bakar batu ini mengalami perubahan, yaitu tidak lagi hanya mengguanakan babi untuk di bakar dan di hidangkan, melainkan juga menyediakan ayam.