JURNAL SOREANG -Sempat terlintas sebuah pertanyaan; Mengapa kalimat syahadat "Laa ilaaha illallaah Muhammadar rasulullah" menjadi rukun islam yang pertama? Demikianlah, kita memaknai kalimat ini sebagai pintu gerbang atau dasar identitas kalimat seorang muslim.
Ia menimbulkan sebuah konsekwensi yang sangat besar dalam diri dan hidup seseorang, yang telah dengan benar mengucapkannya.
Konsekwensinya adalah yang memunculkan kekuatan kalimat syahadat ini, yang mengatur segala aspek sendi-sendi kehidupan manusia yang mengucapkan nya dari segi ibadah dan kehidupan manusia dalam syariat Islam.
Baca Juga: Perjalanan Spiritual Nathalie Holscher, Dibisiki Kalimat Syahadat Membuatnya Mantap Jadi Mualaf
Dengan demikian betapa tingginya kedudukan kalimat ini, adalah sebagai identitas seorang muslim. Kalimat "Laa ilaaha illallaah" terdiri atas dua frasa, yaitu An-Nafs (penapian) dan al-Isbat (penetapan).
Yang pertama ialah An-Nafsy atau penapian segala bentuk tagut atau sembahan-sembahan kepada selain dari pada Allah di muka bumi.
Menolak dan mengingkari tuhan-tuhan palsu, meninggalkan segala bentuk penyembahan-penyembahan atau penghambaan kepada kepada sesama makhluk benda hidup dan mati ataupun hawa nafsunya sendiri.
Upaya ini harus sempurna ditinggalkan secara total sembahan-sembahan atau togut di muka bumi, ila kecuali Allah SWT saja.
Baca Juga: MUTIARA HIKMAH, Selain Rukun Iman dan Rukun Islam, Ada Empat Sendi Islam