Perayaan Tabuik merupakan peringatan hari wafatnya seorang cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, pada tanggal 10 Muharram. Dalam catatan sejarah, Husein beserta keluarganya wafat di hari itu pada peristiwa Karbala.
Kata tabuik sendiri berasal dari bahasa Arab, tabut, yang berarti “peti kayu”. Istilah tersebut merujuk pada legenda tentang keberadaan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq.
Baca Juga: Legenda Manusia Cindaku yang Berasal dari Sumatera Barat, Warewolfnya Indonesia
4. Upacara Turun Mandi
Turun Mandi adalah upacara yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kelahiran seorang bayi. Selain itu, upacara ini juga memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah muncul keturunan baru dari sebuah keluarga.
Untuk melaksanakan prosesinya, terdapat ketentuan mengenai hari yang tepat dalam penyelenggaraan upacara ini.
Untuk bayi laki-laki, maka diselenggarakan pada hari ganjil dari hari kelahiran si bayi. Sedangkan untuk bayi perempuan, maka diselenggarakan pada hari genap setelah hari kelahiran.
Baca Juga: Kehadiran Mahasiswa Padang, Sumatera Barat, Berdampak Besar bagi Warga Australia, Ini Pengaruhnya
Tempat pelaksanaan upacara Turun
Mandi adalah di batang aie (sungai) umum yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai tempat berkumpul. Sementara orang yang berhak membawa bayi ke batang aie adalah yang berjasa dalam proses kelahiran.
Selain itu, ada berbagai persyaratan yang wajib disiapkan oleh keluarga si bayi untuk melaksanakan upacara ini.