Mengenal Suku Gayo, Salah Satu Etnis Tertua di Nusantara, Ini.Keunikannya

- 11 November 2021, 11:22 WIB
Mengenal Suku Gayo, Salah Satu Etnis Tertua di Nusantara
Mengenal Suku Gayo, Salah Satu Etnis Tertua di Nusantara /

JURNAL SOREANG - Suku Gayo adalah salah satu etnis atau suku bangsa yang mendiami Dataran Tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah.

Suku Gayo tinggal meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Sebagian juga mendiami wilayah Aceh Timur, yaitu di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron, dan Simpang Jernih.

Suku Gayo yang tergolong dalam ras Proto Melayu (Melayu Tua) ini diperkirakan berasal dari India dan mulai datang ke Tanoh Gayo sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi.

Baca Juga: Tradisi Suku Madura yang Masih Dilestarikan, Nomor 2 Jadi Ajang Para Nelayan

Ciri khas orang Gayo berkulit hitam, tubuhnya kecil, dan berambut keriting. Suku Gayo terdiri dari tiga kelompok, yaitu Masyarakat Gayo Laut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara, serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang.

Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Gayo. Bahasa tersebut mempunyai keterkaitan dengan bahasa Suku Batak Karo di Sumatera Utara dan termasuk kelompok bahasa yang disebut "Northwest Sumatra-Barrier Islands" dari rumpun bahasa Austronesia.

Dialek Bahasa Gayo memiliki beberapa variasi, karena pengaruh dari bahasa luar. Bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge, dan Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh Bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur.

Baca Juga: Suku Samin, Suku yang Masih Menjaga Kebudayaannya Sampai Saat Ini, Simak Asal Mulanya

Sedangkan Bahasa Gayo Kalul, di Aceh Tamiang, sedikit banyak terdapat pengaruh Melayu, karena lebih dekat ke Sumatera Utara.

Kemudian, Gayo Lues lebih dipengaruhi oleh Bahasa Alas dan Bahasa Karo, karena interaksi yang lebih banyak dengan kedua suku tersebut, terutama komunitas Gayo yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara.

Hanya sebagian kecil masyarakat Gayo yang masih mencantumkan nama marga-marganya, terutama suku Gayo yang bermukim di wilayah Bebesen. Marga-marga Suku Gayo adalah Ariga, Cibero, Linge, Melala, Munte, Tebe, dan Alga.

Baca Juga: 7 Tradisi Unik Suku Osing, ada Tradisi Tumpeng Sewu yang Tidak Terdapat di Brunei Darussalam

Masyarakat Gayo hidup dalam komunitas kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampong disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim.

Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje (raja), petue (petua), imem (imam), dan rayat (rakyat).

Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah menikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).

Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur.

Baca Juga: Keunikan Suku Tengger yang Hanya ada di Indonesia, Tidak Ada di Negara Putri Mako

Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klan).

Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo mengembangkan mata pencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat mata pencarian yang rumit.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x