10 Budaya Sunda Hampir Punah dan Harus Dilestarikan

- 29 Oktober 2021, 22:41 WIB
10 Budaya Sunda Hampir Punah dan Harus Dilestarikan
10 Budaya Sunda Hampir Punah dan Harus Dilestarikan /

JURNAL SOREANG - Budaya Sunda adalah salah satu dari kekayaan Indonesia. Sayangnya, ada beberapa budaya Sunda yang hampir punah saat ini.

Dalam perjalanan masyarakat Sunda dengan segala kearifannya, terciptalah kebudayaan unik dan berkarakter.

Sebagai generasi muda terutama suku sunda sudah seharusnya kita melestarikan budaya yang sudah sejak dahulu agar tidak menghilang begitu saja, karena budaya merupakan warisan dari nenek moyang yang tidak ternilai harganya.

Jangan hanya karena masuk budaya asing kita melupakan budaya kita sendiri.

Baca Juga: Lestarikan Budaya! Kang DS: Setiap Hari Rabu, Lingkungan Pemkab dan Sekolah Diwajibkan Berbahasa Sunda

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut adalah budaya sunda yang harus dilestarikan.

1. Kacapi Suling

Perpaduan dua alat musik ini memang susah dipisahkan kecapi dan suling dari kebudayaan Sunda. Sebab banyak kesenian yang menggunakan kedua instrumen tersebut akan menghasilkan perpaduan yang sangat apik.

Lantunan lagu dengan kecapi dan suling cukup efektif untuk menekan stres atau mengantar tidur karena bisa menenangkan jika didengar.

2. Degung

Degung dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia. Degung ditemukan pertama kali pada 1879 oleh H.J. Oosting. Kata degung merupakan adaptasi bahasa Belanda de gong, yang berarti gamelan.

Baca Juga: Lomba Dakwah Digital Ini Juga Memasukkan Kategori Bahasa Cirebonan Selain Bahasa Sunda

Pada mulanya Degung berupa nama waditra berbentuk 6 buah gong kecil, biasanya digantungkan pada “kakanco” atau rancak/ancak. Waditra ini biasa disebut pula “bende renteng” atau “jenglong gayor”.

Perkembangan menunjukan bahwa akhirnya nama ini digunakan untuk menyebut seperangkat alat yang disebut Gamelan Degung dimana pada awalnya gamelan ini berlaras Degung namun kemudian ditambah pula dengan nada sisipan sehingga menjadi laras yang lain.

3. Rampak Gendang

Rampak Gendang merupakan seperangkat alat musik Sunda yang terdiri atas alat musik ritmis dan melodis.

Rampak Gendang seringkali berisi susunan gendang, gong, saron serta beberapa instrumen yang dibutuhkan, kemudian dimainkan secara ansambel.

Baca Juga: Berikut 5 Kue Tradisional Khas Sunda yang Bisa Jadi Bahan Cemilan di Rumah

4. Cianjuran

Kesenian ini berasal dari daerah Cianjur. sesuai dengan nama nya, Padahal, sebenarnya alat musik ini bernama Mamaos.

Cianjuran ditemukan pada sekitar 1930-an dengan mengkombinasikan kecapi rincik dan indung, suling, dan rebab.

Pertunjukan Cianjuran biasanya diiringi nyanyian berbahasa Sunda yang serupa dengan sinden.

Lagu-lagu dalam Cianjuran mulanya disadur dari pantun Mundinglaya Dikusumah.

Baca Juga: Harusnya Pakai E Bukan EU, Bukti Rebo Nyunda Kurang Efektif, Rebo Nyunda Sebatas Kenakan Pakaian Sunda?

5. Sisingaan

Budaya ini lahir dari daerah Subang. Sisingaan dipentaskan dengan melibatkan empat orang yang mengangkat sebuah patung singa.

Sisingaan biasanya dinaiki oleh anak kecil. Sebab, biasanya kebudayaan ini juga kerap dijadikan hiburan bagi anak yang berulang tahun atau khitanan.

6. Kuda Renggong

Kuda Renggong adalah permainan yang sangat menghibur, khususnya bagi anak-anak. Kesenian ini menampilkan kuda-kuda yang telah dihias, kemudian kuda tersebut menari dengan diiringi musik.

Baca Juga: Rebo Nyunda Kurang Efektif, Orang Sunda Masih Salah Terapkan E dan EU

7. Tarawangsa

Alat musik gesek ini awalnya dimainkan berkaitan dengan upacara padi, yakni menjelang dan setelah panen. Tarawangsa dimainkan selain untuk menghibur petani juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Kini tarawangsa dipentaskan dalam berbagai perayaan, seperti khitanan, syukuran rumah, hingga perayaan besar nasional.

8. Wayang Golek

Pertunjukan seni wayang golek merupakan seni pertunjukan teater rakyat yang banyak dipergelarkan.

Baca Juga: Unik, Selain Susah Bedakan F, V dan P Ternyata Orang Sunda Masih Sulit Membedakan E dan EU

Wayang Golek juga sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, pertunjukan seni wayang golek juga menjadi tontonan dan hiburan dalam perhelatan tertentu.

Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material.

Sayang nya sudah jarang di zaman sekarang orang yang menggelar pertunjukan Wayang Golek.

Baca Juga: Akun IG John Lennon Unggah Lirik Lagu 'Imagine' dalam Bahasa Indonesia dan Jawa, Netizen: Bahasa Sunda brow

9. Jaipongan

Tarian ini memang sangat terkenal hingga penjuru Indonesia. Bahkan sampai ke luar negeri.

Tari Jaipong sangat cantik dan indah ketika ditampilkan karena memiliki gerakan yang variatif dan penuh energi.

Sayang nya tak banyak generasi muda yang mempelajari jaipong mungkin barangkali karena intensnya gerakan dalam tarian tersebut. Sehingga membutuh waktu yang tak sebentar untuk berlatih tari ini.

Baca Juga: Ukun Rukaendi Bawa Nuansa Sunda Warnai Laga Final Hary Susanto-Leani Ratri Oktila di Paralimpiade Tokyo 2020

10. Bajidoran

Pementasan Bajidoran dilakukan oleh beberapa penari ronggeng yang bertutur melalui bahasa tarian. Kemudian para pria menyawer penari tersebut.

Bajidoran mengacu pada pria-pria penyawer yang disebut bajidor.

Semakin kesini budaya Bajidoran mulai kehilangan. Salah satu penyebabnya adalah masuknya budaya asing.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah