Adakah Istilah Rebo Wekasan dalam Islam? Begini Penjelasan Buya Yahya

- 5 Oktober 2021, 20:43 WIB
Buya Yahya menjelaskan mengenai asal usul adanya salat Rebo Wekasan/tangkapan layar
Buya Yahya menjelaskan mengenai asal usul adanya salat Rebo Wekasan/tangkapan layar /Al-Bahjah TV

JURNAL SOREANG – Di dalam sistem perhitungan tahun Hijriah, bulan keduanya disebut dengan Bulan Safar.

Pada bulan Safar ini, dikenal sebuah istilah “Rebo Wekasan” atau Rabu terakhir di bulan tersebut.

Di hari Rebo Wekasan ini biasanya ada tradisi ritual yang dilakukan untuk meminta perlindungan dari Allah SWT dari berbagai macam malapetaka.

Baca Juga: Wah! Menurut Primbon Jawa, 4 Weton Ini Paling Cocok jadi Pemimpin, Apa Kamu Termasuk?

Tradisi Rebo sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan yang lainnya.

Akan tetapi, apakah ada istilah Rebo Wekasan di dalam Islam? Berikut penjelasan dari Buya Yahya.

Sebagaimana dilansir Jurnal Soreang pada kanal Youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya memberikan penjelasannya.

Baca Juga: Simak! 4 Hal yang Bagus Jika Dilakukan pada Rebo Wekasan

Menurut Buya Yahya, tidak ada petunjuk dari Nabi Muhammad bahwa kita harus melakukakan amalan di Rebo Wekasan.

“Tidak ada petunjuk dari Nabi bahwa kita harus mengamalkan amalan di Rebo Wekasan,” tutur Buya Yahya.

Akan tetapi, meskipun demikian, Buya Yahya kemudian menerangkan sebuah kisah mengenai orang saleh.

Baca Juga: Simak! 4 Hal yang Bagus Jika Dilakukan pada Rebo Wekasan

Seorang yang saleh itu diceritakan mendapat kabar bahwa pada hari itu akan diturunkan berbagai penyakit.

Di hari itu, maka ada yang menyarankan untuk memohnon perlindunan kepada Allah untuk dihindarkan dari berbagai penyakit tersebut.

Salah satunya dengan salat hajat atau juga dikenal dalam istilah lain, yaitu salat Rebo Wekasan.

Baca Juga: Baru Menggeliat, Objek wisata di Kabupaten Garut Kembali Ditutup

Lebih lanjut, menurut Buya Yahya sebenarnya salat Rebo Wekasan itu adalah salat hajat untuk meminta dijauhkan dari bala atau penyakit.

“Salat Lidaf’ul Bala (salat Rebo Wekasan) itu sebenarnya salat hajat minta dijauhkan dari bencana,” ujarnya.

Meskipun dari Nabi Muhammad tidak ada, sebagaimana penuturan Buya Yahya, hal tersebut tidak bisa langsung disebut sebagai bidah selama itu dari ulama dan tidak bertentangan dengan ajaran Nabi.

Mungkin saja seorang ulama tersebut adalah seorang yang saleh dan mendapatkan ilham bahwasanya pada hari itu (Rebo Wekasan) ada sesuatu yang tidak baik.***

Editor: Handri

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah