Network
JURNAL SOREANG- Meski resmi telah ditutup pada 17 Ramadhan yang lalu dengan Peringatan Nuzulul Quran. Jejak pesantren digital Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jabar tetap meninggalkan kesan bagi setiap siswa yang mengikuti kegiatan ini. Pasalnya kegiatan ini juga mendukung misi provinsi Jawa Barat sendiri yaitu berkomitmen membangun karakter insan di Jawa Barat secara optimal.
Harapannya kemudian akan tercipta manusia unggul khas Jawa Barat yang ditandai empat indikator, yaitu fisik yang sehat, berilmu, beriman, dan memiliki akhlak baik.
Tidak hanya sehat jasmani saja, pesantren digital mencoba memberi jawaban atas tantangan zaman, dengan kesehatan rohani juga perlu dijaga baik melalui kegiatan ibadah atau sosial keagamaan yang melibatkan berbagai pihak.
Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Dimensi Pembentukan Kecerdasan dalam Ibadah Shaum
Konsep pesantren yang dikemas secara digital ini juga berperan menjernihkan narasi-narasi buruk yang dibangun tentang karakter bangsa dalam dunia digital.
Pesantren telah hadir secara nyata sebagai lembaga pendidikan, namun fakta menunjukkan bahwa perkembangan digital seperti dua mata pisau yang kapan saja bisa memotong buah atau memotong jati diri dan karakter anak bangsa dengan merusak karakter generasi.
Tidak kurang dari 200.000 siswa, mengikuti serangkaian kegiatan penanaman nilai-nilai luhur yaitu Belajar Al-Quran, mengaji kitab Safinatun Najah, Motivasi, peran IRMA di sekolah serta peringatan malam Nuzulul Quran sebagai kegiatan pamungkas.
Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Haruskah Kita Mudik Saat Pandemi Covid-19?
Peserta juga dibekali dengan buku kegiatan pesantren digital, sehingga guna mendukung produktivitas dan peningkatan ibadah selama pelaksanaan pesantren digital. Buku kegiatan pesantren digital ini berisi tentang ilmu yang terkait dengan puasa.
