Teks Ceramah Ramadhan 2021: Kisah Sahabat yang Takut Kehilangan Rasulullah

- 29 April 2021, 13:55 WIB
KH. Habib Syarief Muhammad Al 'Aydarus (Ketua Umum Yayasan Assalaam Kota Bandung)
KH. Habib Syarief Muhammad Al 'Aydarus (Ketua Umum Yayasan Assalaam Kota Bandung) /Istimewa/

Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021: Jangan Kotori Kesucian Ramadhan dengan Petasan

Mungkin juga nasehat itu muncul dari dalam diri kita sendiri. Tenaga yang dulu kuat sekarang sudah lemah. Rambut yang dulu hitam sekarang sudah memutih. Kulit yang dulu kencang sekarang sudah keriput. Gigi yang dulu kuat sekarang sudah mulai tanggal satu persatu. Mata yang dulu jelas melihat sesuatu sekarang sudah harus dibantu dengan kacamata. Telinga yang dulu jelas mendengar sesuatu sekarang sudah jauh berkurang.

Karena itu semakin lanjut usia akan terus dikurangi kenikmatan yang ada pada diri seseorang. Sebagaimana firman Allah pada surat Yasin ayat 68, artinya : Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

Masih tak sadarkah diri ini dengan nasihat yang diam? Kesadaran akan adanya kehidupan setelah di dunia akan membuat manusia menjadi bertaubat dari segala bentuk keburukan yang diperbuat. Bertaubat dengan bersungguh-sungguh untuk tidak melakukannya kembali, menyesal dan memohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Itulah yang dinamakan taubatan nasuha, taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya. Taubatan nasuha inilah yang akan mengantarkan manusia pada keridhaan Sang Pencipta. Kita dididik untuk bertaubat kepada-Nya agar tidak lagi berani menantang dan melanggar perintah-Nya.

 Baca Juga: Teks Ceramah Ramadhan 2021, Ramadhan Mampu Membakar Dosa-dosa Kita

Selain itu, kefanaan (kerusakan, kehancuran) pun tersirat di dalam nasihat yang diam. Kefanaan yang berarti tidak kekal. Semua yang ada di dunia ini akan sirna dan binasa termasuk manusia sebab manusia tidak kekal, hanya Dia, Allah yang memiliki sifat baqa’ yakni kekal.

Nasihat yang diam telah banyak mengajarkan manusia akan nilai-nilai kebaikan untuk mendekatkan diri kepada-Nya agar manusia semakin rajin beribadah. Terlalu keras hati ini jika nasihat yang diam pun tak mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan.

Tak ada sedikit pun rasa bersalah mengerjakan keburukan, padahal sudah diberikan nasihat oleh sesama dan nasihat yang diam. Apakah ini cerminan bagi diri kita sendiri? Naudzubillah. Hikmah nasihat yang diam hanya mampu dicerna oleh orang-orang yang selalu hatinya terpautkan akan Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Wallaahu a’lam. Semoga bermanfaat.***

Penulis Habib Syarief Muhammad Al’Aydrus (Ketua Yayasan Assalaam dan Pembimbing Utama KBIH Assalaam Bandung)

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x