Nikmatnya Puasa Ramadhan dengan Tujuh Faedah, Ini Penjelasannya

- 22 April 2021, 21:49 WIB
Rifa Anggyana, pembina IRMA Jabar.
Rifa Anggyana, pembina IRMA Jabar. /Saenapi/

Faedah keempat, memperbanyak sedekah karena merasakan penderitaan orang lain. "Dia menjadi dermawan karena pernah merasakan susahnya menderita sehingga ketika melihat orang lain menderita, dia ikut merasakannya," katanya.

Faedah kelima memperbanyak dan menyempurnakan ketaatan karena orang yang berpuasa mengingatkan mereka pada lapar dan hausnya ahli neraka. "Puasa mengingatkan mereka pada kelaparan dan kehausan ahli neraka, sehingga mendorong mereka memperbanyakan ketaatan mereka kepada Allah agar tidak sampai mengalami kejadiaan itu selama-lamanya di neraka," katanya.

Baca Juga: Menjalankan Puasa Ramadhan Merupakan Rukun Puasa dan Syarat Wajib Dipenuhi Seorang Muslim, Ini Penjelasannya

Faedah keenam, bersyukur mengetahui kenikmatan tersembunyi sebab manusia sering lalai atas nikmat Tuhan yang mengelilinginya sehari-hari seperti udara, nafas, gerak dan lain sebagainya.

"Menurut Imam Izzuddin al-Sulami, puasa dapat mengembalikan ingatan itu dan membuat mereka mensyukurinya. Kelalaian akan segala nikmat Allah harus diuji agar kembali dikenali. Ujian itu bisa dihadirkan tanpa disengaja dan dengan disengaja," katanya.

Ujian tanpa disengaja adalah ujian yang langsung dari Allah, contohnya sakit gigi (langsung dari Allah), sehingga penderitanya mengetahui nikmatnya sehat. "Ujian dengan disengaja adalah ujian yang sengaja oleh pelakunya sebagai bentuk riyadlah (olah diri), contohnya berpuasa, sehingga pelakunya semakin mengenali nikmatnya kenyang dan hilangnya rasa haus," katanya.

Baca Juga: 27 Imam Indonesia Lulus Seleksi dan Akan Bertugas di Uni Emirat Arab

Sedangkan faedah terakhir adalah mencegah keinginan bermaksiat dan berlawanan. "Puasa merupakan ibadah yang memiliki cakupan waktu yang cukup panjang, dari mulai fajar hingga terbenamnya matahari. Dengan demikian, puasa bisa menjadi pencegah efektif untuk manusia dari melakukan perbuatan jahat," katanya.

Ketika seorang hendak melakukan sesuatu, dia teringat bahwa dirinya sedang berpuasa, atau puasanya telah mengingatkan dirinya agar tidak melakukannya.

"Jika dia tetap melakukan maksiat, maka  dia telah menghilangkan keberkahan puasanya sekaligus melanggar janjinya kepada Tuhan setelah mengikrarkan niatnya untuk berpuasa," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x