JURNAL SOREANG - Menyambut bulan suci Ramadhan 2021 yang penuh berkah pada esok hari, tentunya harus dibarengi dengan niat yang harus ditanamkan dalam diri saat akan menjalani puasa wajib.
Perintah mengerjakan puasa Ramadhan dapat ditemui dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 185. Allah SWT berfirman:
......فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ......
Artinya: “… Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang menyaksikan bulan Ramadhan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,….” [QS. al-Baqarah (2): 185].
Baca Juga: Catat! Ini Menu Sahur Sederhana Putri Anne dan Arya Saloka Selama Bulan Ramadhan 1442 H/2021
Baca Juga: Roger Danuarta Dihipnotis Uya Kuya, Kebohongannya Terungkap, Cut Meyriska Baca Istighfar
Lazimnya niat puasa Ramadhan dibaca setelah sholat tarawih. Berikut ini niat puasa Ramadhan yang perlu dibaca sebelum akan menjalankan ibadah puasa.
1. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA GHADIN 'AN ADĀ'I FARDHI SYAHRI RAMADHĀNA HĀDZIHIS SANATI LILLĀHI TA'ĀLĀ
Artinya :
“Saya merekomendasikan puasa besok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.” Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah
2. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA GHADIN 'AN ADĀ'I FARDHI SYAHRI RAMADHĀNA HĀDZIHIS SANATA LILLĀHI TA'ĀLĀ
Artinya :
Baca Juga: Banjir di Kabupaten Bima, NTB, Kurang Tereskpos Media, Anggota DPR Serahkan Bantuan Baca Juga: Ratna Otomatis Lolos Liga Dandut (LIDA) 2021, Sakka Papua Barat Tersenggol dari Konser Top 56 Grup 7 Merah
“Saya merekomendasikan puasa besok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.” Kata “Ramadhana” dianggap sebagai mudhaf ilaihi sehingga diakhiri dengan fathah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanata” diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.
3. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA GHADIN 'AN ADĀ'I FARDHI SYAHRI RAMADHĀNI HĀDZIHIS SANATI LILLĀHI TA'ĀLĀ
Artinya :
“Saya merekomendasikan puasa besok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala.” Kata “Ramadhani” dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarrnya. Sedangkan kata “sanati” diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas badal kata “hādzihi” yang menjadi mudhaf ilaihi dari “Ramadhani”.
4. نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
NAWAITU SHAUMA RAMADHĀNA
Artinya :
“Saya menawarkan puasa bulan Ramadhan.”
5. نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
NAWAITU SHAUMA GHADIN MIN/'AN RAMADHĀNA
Artinya :
“Saya menyarankan puasa besok hari pada bulan Ramadhan.”
6. نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
NAWAITU SHAUMAL GHADI MIN HĀDZIHIS SANATI 'AN FARDHI RAMADHĀNA
Artinya :
“Saya merekomendasikan puasa besok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”
Nah membaca niat puasa Ramadhan penting untuk dikerjakan. Bacaan niat puasa ini wajib diucapkan di dalam hati. Namun, pelafalan niat puasa sangat dianjurkan.
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Umar ibn Al-Khattab RA, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berlibur: “Sesungguhnya semua perbuatan ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung pada niatnya...,” (HR. al-Bukhari).***