Dari hasil penelitian tersebut, waktu fajar atau waktu Subuh ternyata terjadi pada rata-rata dip 12,9 derajat atau posisi Matahari berada di bawah ufuk pada posisi 12,9 derajat, Tapi, masyarakat Indonesia pada umumnya memulai azan Subuh saat posisi matahari masih di 20 derajat di bawah ufuk.
"Jadi waktu shalat Subuh di
Indonesia lebih cepat dan selisihnya sampai dip 7,1 derajat dengan 1 dip setara
4 menit sehingga waktu Subuh terlalu cepat 28 menit," katanya.
Baca Juga: Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1442 H Ajarkan Disiplin Lewat Salat
Sedangkan shalat Isya lebih lambat dari waktu seharusnya karena masyarakat pada
umumnya melantunkan azan saat posisi matahari berada di dip 18 derajat di bawah
ufuk.
"Padahal, seharusnya waktu Isya dimulai pada saat posisi Matahari berada di dip 11,1 derajat di bawah ufuk sehingga awal Isya terlalu lambat kira-kira sekitar 28
menit," katanya.***