JURNAL SOREANG - Bunuh diri adalah isu serius yang dapat mempengaruhi siapa pun, tanpa memandang gender.
Namun, statistik menunjukkan bahwa laki-laki lebih rentan terhadap bunuh diri daripada perempuan.
Meskipun belum ada jawaban pasti, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
1. Pengendalian Emosi
Laki-laki umumnya didorong untuk menahan emosi dan menunjukkan kekuatan.
Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dan mencari bantuan ketika mereka mengalami kesulitan.
2. Pola Perilaku
Laki-laki cenderung menggunakan metode yang lebih berbahaya dalam upaya bunuh diri.
Seperti senjata api atau bahan kimia beracun. Ini dapat meningkatkan risiko bunuh diri yang sukses.
3. Tekanan Sosial
Tekanan sosial untuk menjadi tangguh dan mandiri dapat menyebabkan laki-laki merasa terisolasi.
Hingga merasa kesulitan untuk mencari dukungan sosial ketika menghadapi kesulitan emosional.
Baca Juga: Penjelasan Singkat Stockholm Syndrome dan Kasus Bunuh Diri Mary McElroy, Bunuh Diri demi Penculiknya
4. Stigma Terhadap Masalah Kesehatan Mental
Stigma terhadap masalah kesehatan mental, terutama pada pria dapat membuat laki-laki enggan mencari bantuan profesional atau berbicara tentang perasaan mereka.
5. Kurangnya Dukungan Sosial
Beberapa laki-laki mungkin merasa kesulitan dalam membangun dan mempertahankan jaringan dukungan sosial yang kuat.
Hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka.
6. Gangguan Mental yang Tidak Terdiagnosis
Beberapa gangguan mental pada laki-laki mungkin tidak terdiagnosis atau kurang diperhatikan.
Ini dapat menyebabkan masalah mental menjadi semakin buruk.
7. Stres dan Tekanan Hidup
Beban stres dan tekanan hidup yang tinggi dapat menjadi faktor pemicu dalam mendorong seseorang untuk mengambil langkah tragis seperti bunuh diri.
Penting untuk mengenali tanda-tanda peringatan dan memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar.***