Tikus juga Punya Jasa pada Manusia, Apa Saja ?

20 Juli 2023, 15:05 WIB
Tikus, hewan pengerat ini tenyata ada manfaatnya /Pixels/

 

 

JURNAL SOREANG –  Siapa mengira, tikus juga punya jasa pada manusia. Jangan remehkan jasa yang diberikan tikus kepada kita, karena hewan pengerat itu adalah subjek penelitian,

 

Tikus memiliki banyak fitur anatomi yang sama dengan manusia. Selain mirip secara anatomis, genom tikus sering kali memiliki kesamaan dengan manusia.

 

Dosen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kelompok Fakultas Biokimia ITB (FMIPA ITB), Dr. Fifi Fitriyah Masduki, Sabtu (19/3/2022) dalam kuliah umum program studi kimia di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Bandung.

Baca Juga: Membanggakan : PTDI Ekspor Pesawat NC212i ke Thailand untuk Pembuatan Hujan Buatan

Pada acara tersebut, dr. Fifi memperkenalkan penelitian biokimia dalam model, seringkali melibatkan tikus, dan memperkenalkan biokimia obat dan penerapannya.

 

Ia menambahkan, sepanjang sejarah penelitian, tikus sering dijadikan “animal model” untuk penelitian di berbagai universitas di dunia. Faktanya, banyak ilmuwan pemenang Hadiah Nobel menggunakan tikus sebagai hewan model untuk penelitian mereka. Tak heran jika kini banyak perusahaan yang menawarkan penangkaran tikus transgenik.

 

Selain itu, banyak informasi yang tersebar di Internet tentang tikus transgenik yang dapat digunakan untuk penelitian penyakit yang dapat menular ke manusia.

Baca Juga: WEL-1 RI-X Pesawat Pertama Buatan Anak Bangsa pada Tahun 1948

Salah satu bentuk penelitian terkait penyakit manusia yang menggunakan model hewan berupa tikus adalah penelitian terkait malaria.

 

“Parasit yang paling sering menginfeksi manusia dengan malaria adalah Vivax dan Falciparum,” jelas dr. Fifi Ia menambahkan bahaya dari "spesies Falciparum" yaitu kecepatan reproduksinya dan menyebar ke berbagai organ tubuh manusia, termasuk otak melalui aliran darah.

 

Efek terburuk dari penyebarannya adalah menyebabkan koma pada manusia. Sementara itu, spesies Vivax menginfeksi sel darah merah yang masih berkembang atau bisa disebut retikulosit.

Baca Juga: Dokter UGM Ciptakan Aplikasi Penolong Kasus Henti Jantung 

Berbagai hipotesis untuk mengidentifikasi parasit yang terkait dengan malaria dapat dikonfirmasi dengan penelitian pada model tikus.

 

Hasil penelitian ini menciptakan target baru obat antimalaria yaitu SUB1 dan DPAP3 yang penting bagi kehidupan falciparum. Model mouse NMRI digunakan untuk menguji SUB1 dan DPAP3. Penelitian ini didukung oleh Plasmodium Genome Database.  ***

 

 

 

 

*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYoutube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –e

 

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: ITB

Tags

Terkini

Terpopuler