JELANG RAMADHAN: Wajib Tahu! Tiga Peristiwa Sejarah di Bulan Ramadhan, Salah Satunya Berpahala Sangat Besar

1 April 2022, 06:37 WIB

 

JURNAL SOREANG – Bulan Ramadhan memiliki keberkahan yang agung. Allah turunkan pada bulan ini al-Quran, sebagai petunjuk dan penjelas bagi petunjuk itu serta pembeda.

Allah jadikan puasa di bulan ini sebagai salah satu rukun Islam. Shalat malamnya nafilah (ibadah tambahan), penambah kebaikan dan sebab keselamatan dari api neraka.

Di dalam Shahihain dari Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- bahwa:

"Siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang melakukan shalat malam pada malam Lailatul Qodr karena iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Bandung Ramadhan 2022, Bulan Puasa 1443 H

Siapa yang puasa dengan iman maksudnya iman kepada Allah - azzawajalla-, iman kepada syariat Allah dan menerimanya.

Memohon dan mengharap pahala yang telah di atur oleh Allah atas puasa dan shalat malamnya.

Siapa yang melakukan Qiyam Ramadhan atau shalat pada malam Lailatul Qodr dengan terpenuhinya dua sifat di atas –iman dan mengharap pahala- Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Melaksanakan Puasa Ramadhan, Salah Satunya Konsumsi Buah-buahan

Jika kita tilik sejarah, sungguh bulan ini memiliki momentum yang agung, membanggakan untuk diceritakan dan memiliki nilai yang berharga.

Pertama: Allah turunkan pada bulan ini al-Quran

Maksudnya fase pertama penurunannya pada bulan ini dan menjadikannya penuh berkah. Pahala membaca Al Quran juga sangat besar karena satu huruf setara 10 pahala.

Kedua: Perang Badar
Pada bulan yang penuh berkah ini terjadi peristiwa Perang Badar, ini terjadi pada tahun ke-2 hijriah.

Baca Juga: Jangan Kaget Bila Ada Beda Awal Puasa, Ini Sikap Terbaik Menghadapinya

Sebab pertempuran ini adalah Rasulullah -shalallahu alaihi wasallammendengar bahwa rombongan dagang Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sofyan pulang dari Syam menuju Mekkah.

Mendengar itu para sahabat Nabi bersegera keluar untuk memblokade rombongan dagang itu, sebagai reaksi balik atas perbuatan Quraisy yang telah mengeluarkan paksa Nabi dan para sahabatnya dari tempat tinggal mereka di Mekkah.

Ketika itu belum ada perjanjian apapun antara mereka dengan Nabi –shalallahu alaihi wasallam-. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- keluar dengan sejumlah kecil sahabat, 300 lebih pasukan karena mereka tidak bermaksud perang, hanya ingin memblokade, dengan membawa 70 ekor unta dan 2 ekor kuda.

Baca Juga: Jangan Kaget Bila Ada Beda Awal Puasa, Ini Sikap Terbaik Menghadapinya

Ketiga: Fathul Mekkah (penaklukan Mekkah).

Mekkah di kuasai oleh orang-orang musyrikin yang merusaknya dengan kekufuran, kesyirikan dan kemaksiatan.

Allah -subhânahu wata'âla- mengizinkan Nabi-Nya -shalallahu alaihi wasallam- untuk memerangi penghuninya, dan menghalalkan melakukan peperangan di sana sesaat dari siang itu, emudian kesuciannya kembali seperti semula setelah penaklukan itu.

Nabi -shalallahu alaihi wasallam- menaklukkan Mekkah pada hari Jumat, 20 Ramadhan tahun 8 Hijriah dengan kemenangan, hingga beliau berdiri di pintu Ka’bah dan bangsa Quraisy di bawahnya menyaksikan apa yang akan diperlakukan kepada mereka.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler