JURNAL SOREANG - Kebanyakan orang jika mendengar tembang Lingsir Wengi pasti akan menghindar, menolak, atau bahkan merasa takut.
Namun, jika tahu dan memahami makna sebenarnya dari lagu ini, tidak ada kaitannya sama sekali dengan hal-hal mistis dan menyeramkan.
Di bawah ini adalah lirik asli tembang Lingsir Wengi ciptaan Sunan Kalijaga yang akhirnya sering dipakai di konten-konten horor.
Baca Juga: 31 Ribu Terindikasi ASN Terima Bansos Kemensos, Risma: Itu Tidak Boleh
Lingsir wengi (Saat menjelang tengah malam)
Sepi durung biso nendro (sepi tidak bisa tidur)
Kagodho mring wewayang (tergoda bayanganmu)
Kang ngreridhu ati (di dalam hatiku)
Kawitane (Awalnya)
Mung sembrono njur kulino (hanya bercanda kemudian terjadi)
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno (tak mengira akan jadi cinta)
Nanging duh tibane aku dewe kang nemahi (kalau sudah saatnya akan terjadi pada diriku)
Nandang bronto kadung loro (menderita sakitnya jatuh cinta)
Sambat-sambat sopo (aku harus mengeluh pada siapa)
Rino wengi (siang dan malam)
Sing tak puji ojo lali (yang kucinta jangan lupakan aku)
Janjine mugo biso tak ugemi (janjinya kuharap tak diingkari)
Nah, setelah membaca lirik dan terjemahan di atas, masihkah terkesan nuansa menakutkan?
Ternyata lirik lagu yang terkesan horor itu sama sekali bukan tentang makhluk halus. Barangkali irama dari lagu inilah yang menjadikannya terkesan horor.
Baca Juga: Bila Terlibat Kasus Mafia Tanah Nirina, Menteri ATR/ BPN akan Copot Anak Buahnya
Malah makna lagu ini cenderung bersifat ekspresi romansa. Lebih cocok untuk orang yang gundah gulana karena jatuh cinta, menahan rindu, patah hati, atau dan sebagainya.
Terlepas dari masih adanya persepsi yang menyimpang akan makna dan pemakaian lagu ini. Lingsir Wengi merupakan karya seni yang sangat istimewa karena sanggup menjadi salah satu karya lintas generasi.
***