JURNAL SOREANG - Selain Arab Saudi, cukup banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Brunei Darussalam, hingga menjadi YouTuber.
Salah satu YouTuber Indonesia pemilik kanal Kang Adink misalnya, yang kerap menceritakan tentang kehidupannya selama bekerja di Brunei.
Kang Adink menjelaskan fakta tentang kehidupan di Brunei Darussalam yang jarang diketahui oleh publik.
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Brunei Darussalam lebih murah daripada kopi yakni hanya senilai Rp3.600 per liternya.
Baca Juga: Fakta Brunei Darussalam yang Jarang Diketahui, Harga Satu Liter BBM Lebih Murah dari Segelas Kopi
Seperti dikutip Jurnal Soreang dari kanal Youtube Kang Adink beberapa waktu lalu.
"Yang paling untung lagi, harga BBM yang terbilang murah. Itu sudah terkenal di negara manapun. BBM di sini sangat murah sekali," katanya.
Ia menjelaskan, harga solar di sana lebih murah dari kopi.
Solar di sana dijual seharga Rp 3.600, sedangkan kopi dijual mencapai Rp 10.000.
"Bahkan harga solar itu 30 sen, kalau di duit kita (Rupiah), itu Rp 3.600."
"Lebih murah dari kopi, kopi di sini seharga Rp 10.000," katanya sambil tertawa.
Selain itu, pajak pendapatan, pajak barang mewah, pajak bumi bangunan juga tidak ada di Brunei, karena disubsidi oleh Sultan-sultannya
Pemerintah Brunei setiap enam bulan sekali selalu memberikan medical check up kepada setiap warga negaranya dengan gratis.
Baca Juga: Rutinitas Sultan Hassanal Bolkiah Bagikan Uang Setara Rp10,5 Juta Setiap Warga Brunei, Begini Ceritanya
Bila ada warga negaranya yang sakit, biaya rumah sakit pun gratis, mungkin hanya membayar parkir saja.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Brunei Darussalam bisa melakukannya berkat hasil pengelolaan hasil Sumber Daya Alam.
Misalnya di bidang Pendidikan, mulai dasar sampai perguruan tinggi semuanya gratis.
Seperti dikutip Jurnal Soreang dari kanal Youtube Wulan Life’s beberapa waktu lalu.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Brunei Darussalam, Negara yang Dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah
Sementara itu, para mahasiswa Brunei di dalam negeri maupun luar negeri mendapat uang saku perbulannya.
Setiap bulan mereka menerima uang sebesar B$ 300 setara dengan Rp3,2 Juta perbulannya. ***