Hari Lahir Pancasila 1 Juni Tak Bisa Dilepaskan dari Pidato Bung Karno, Ini Sejarahnya

31 Mei 2021, 11:40 WIB
1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila. Ini sejarahnya. /ANTARA/ANTARA FOTO/

JURNAL SOREANG- Tiap 1 Juni bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Pada 76 tahun lalu tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945, di dalam suatu gedung yang kini dijuluki gedung Pancasila,  Soekarno pada saat itu menyampaikan pidato gagasan mengenai dasar Negara Indonesia merdeka.

"Di hadapan 65 anggota sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) Indonesia saat itu, untuk kali pertama Soekarno menawarkan istilah Pancasila sebagai dasar Negara merdeka," kata pengamat pendidikan, Rifa Anggyana, dalam pernyataannya, Senin, 31 Mei 2021.

Dalam pidato yang sekarang dikenang sebagai hari lahir Pancasila, Soekarno berusaha menyatukan perdebatan di antara para anggota BPUPKI mengenai dasar Negara merdeka.

Baca Juga: Kemendikbud Ajukan Revisi PP Nomor 57 tahun 2021 Soal Mata Kuliah Wajib Bahasa Indonesia dan Pancasila

"Soekarno menawarkan lima sila yang terdiri kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa," ucapnya.

Selain Soekarno, Ketua BPUPKI Radjiman Wediodiningrat juga menyampaikan pandangan mengenai dasar Negara. Ada juga M. Yamin dan Soepomo yang memaparkan pandangan mereka.

Namun, pidato Soekarno yang dianggap paling pas dijadikan rumusan dasar negara Indonesia. "Pidato itu disambut hampir semua anggota dengan tepuk tangan riuh. Tepuk tangan yang riuh sebagai suatu persetujuan seperti kenang Mohammad Hatta dalam Menuju Gerbang Kemerdekaan," katanya.

Baca Juga: DPR: Pemerintah Lupa Cantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia Jadi Kurikulum Wajib di Perguruan Tinggi?

Isi pidato Soekarno waktu itu yang menjadi cikal bakal ditetapkannya 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila adalah sebagai berikut Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh.

"Menurut Bung Karno kahirnya Pancasila ini,  ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel, suatu Beginsel yang menjadi dasar Negara kita, yang menjadi Rechtsideologie Negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada dibawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang! Selama Fascisme Jepang berkuasa dinegeri kita, Demokratisch Idee tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya," katanya.

Mudah-mudahan lahirnya Pancasila ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan kemerdekaan Negara.

Baca Juga: Teknologi Informasi Berkembang Pesat, Menpora Amali Minta Pemuda Pancasila Optimalkan Peran Medsos

"Usulan Pancasila Soekarno kemudian ditanggapi dengan serius, dengan lahirnya Panitia Sembilan yang berisi Soekarno, Mohammad Hatta, Marami Abikoesno, Abdul Kahar, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, dan KH  Wahid Hasjim," katanya.

Panitia ini kemudian bertugas untuk merumuskan ulang Pancasila yang telah dicetuskan oleh Soekarno dalam pidatonya. Rumusan selanjutnya yang nantinya menjadi pencipta sejarah lahirnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara Indonesia adalah ketika dibuatnya Piagam Jakarta, di sebuah rapat nonformal pada 22 Juni 1945 dengan 38 anggota BPUPKI kala itu.

"Dari penggalan sejarah perjuangan tentang lahirnya Pancasila sudah sepatutnya anak muda zaman sekarang bangga dengan kelahiran Pancasila sebagai dasar lambang Negara dan ideologi bangsa ini," katanya.

Pancasila adalah berkah yang indah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk NKRI, Pancasila berperan sebagai dasar Negara yang kokoh, pemersatu Indonesia, menyatukan keberagaman suku, bangsa dan agama. Pancasila sebagai dasar lambang NKRI.

Baca Juga: Rekam Jejak Menjadi Kreteria Seleksi JPTP, Begini Penjelasan Pakar Kebijakan Publik Unpad

"Hal ini untuk menanamkan kecintaan terhadap NKRI dan menumbuhkan jiwa patriotisme di jiwa masyarakat Indonesia saat ini meskipun di tengah pendemi Covid-19 yang tak kunjung reda. Marilah kita untuk selalu menghadirkan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan serta hati dan pikiran, pentingnya warga Indonesia untuk menumbuhkan semangat untuk bersatu, berjuang dan berprestasi," katanya.

Selain itu, kita juga harus semangat dalam membangun negeri ini bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. "Untuk menjadikan NKRI ini bangsa yang kuat dan bangsa yang besar, kita harus memperkokoh persatuan bangsa dan tidak diperkenankan dalam perselisihan dan perpecahan kita bangsa yang kuat karena kita bersatu," katanya.

Kita adalah bangsa yang menjunjung tinggi berbeda beda tapi tetap satu. Kita lahir di Negara dengan keberagaman suku, bangsa dan agama. "Perbedaan bukan alasan untuk saling berselisih melainkan kita bersatu karena perbedaan itu, bersatu saling menguatkan, saling menjaga satu sama lain demi keutuhan NKRI," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler