Begitu juga dari naskah-naskah kuna yang ditulis pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi 1482-1521) seperti Sanghiyang Siksakandang Karesian yang ditulis 1518 M (1440 Saka).
Isinya menunjukan gambaran tentang pedoman etika, moral umum untuk kehidupan bermasyarakat pada masa itu, termasuk ilmu yang harus dikuasai sebagai bekal kehidupan praktis sehari-hari.
Sehingga di dalamnya hal-hal kecil yang menyangkut etika dan moral jadi pembahasan yang detil demi menjaga rasa aman dan tenteram di masyarakat. Seperti ketika orang buang hajat atau kotoran harus tujuh langkah dari pinggir jalan, begitu juga kecing harus 3 langkah dari jalan. Selain itu isinya ada konsep berbakti pada keluarga dan raja.
Selebihnya naskah ini menampilkan berbagai panorama budaya jaman penulisnya, berbagai keahlian (termasuk teknik perang) beserta hasil kreasi para ahlinya( termasuk berbagai kesenian), sehingga ada yang mengatakan Sanghiyang Siksakandang Karesian sebagai Ensiklopedia.
Semua ini kata Reiza dan juga dikatakan Arthur sangat luar biasa dan harus terus digali agar Budaya Sunda teu tumpur kari catur ( tidak Punah tinggal cerita).
Harus ada pewaris aktif dan peran para inohong/tokoh yang berani mawa Budaya Sunda ka jauhna- ke tingkat global.