Hal yang sama pernah Reporter Jurnal Soreang temukan juga di Jember, bahwa sopir-sopir truk rela patungan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar armada pengangkut sampah.
Karena anggaran yang disalurkan dari Pemerintah Kabupaten tidak cukup memenuhi kebutuhan tersebut.
Sisi lain, kami temukan di Jatinangor, terdapat mesin pencacah yang dimiliki oleh desa tidak dapat digunakan. Penyebabnya adalah sampah yang diangkut oleh petugas, tidak sesuai kriteria sampah yang dapat dimasukkan ke dalam mesin, karena tercampur.
Pengelolaan Tidak Ditangani oleh Profesional
Dosen UNDIP ini berkata, “Pengelolaan sampah di daerah berjalan tidak maksimal karena tidak ditangani oleh orang yang profesional dan ahli di bidang persampahan.”
Ia mengungkap, dari 28 lokasi TPS-3R di Semarang, hanya ada empat yang dikelola secara profesional dan beroperasi dengan baik.