Cacarekan: Sebuah Tradisi Lisan dari Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang

- 7 Februari 2023, 20:35 WIB
Ilustrasi Cacarekan: Sebuah Tradisi Lisan dari Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang
Ilustrasi Cacarekan: Sebuah Tradisi Lisan dari Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang /unsplash/Tyler Morgan/

Kata-kata itu akhirnya seakan menjadi kata kunci yang digunakan dalam cacarekan. Meskipun demikian, pilihan kata yang digunakan dalam cacarekan ini ada kalanya berbeda-beda. Namun, kata-kata tersebut tetap memiliki arti yang sama, seperti:

“Upami …, engke bade…” Artinya, “Kalau …, nanti akan…”

Pola kalimat cacarekan bisa juga dibalik seperti ini:

“Engke bade…, upami…” Artinya, ” Nanti akan…, jika ….”

Dalam konteks cacarekan, ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan, dimana hal itu merupakan materi penting yang terkandung dan ada di balik cacarekan, yakni:

  1. Latar belakang munculnya cacarekan
  2. Harapan yang ingin diwujudkan
  3. Janji untuk melakukan sesuatu jika harapan tersebut dapat tercapai dan melepas cacarekan.

Berikut penjelasan detailnya mengenai ketiga aspek penting dalam cacarekan.

Baca Juga: 6 Tips Belajar Bahasa Inggris yang Mudah dan Cepat, No 2 Paling Enak Dilakukan

Latar Belakang Cacarekan

Cacarekan suatu hal yang tidak mungkin dicatatkan dalam hati seseorang. Itu pun sesuatu yang tidak mungkin dapat terucapkan begitu saja dari bibir seseorang. Hal itu sudah pasti memiliki alasan tertentu yang melatar belakanginya.

Itu biasanya berupa suatu kondisi atau peristiwa tertentu yang memang sedang dihadapi seseorang, baik menyangkut dirinya langsung atau tidak langsung. Kondisi tersebut juga berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan yang dianggap penting dan berharga dalam kehidupan seseorang dan juga dalam lingkungan masyarakatnya.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x