“Untuk yang Anorganik kami serahkan kepada pengelola kompeten, ada ke bank sampah @malangbongbersemi, @armadakemasan, sampah multilayers @rebricks, elektronik kami kirimkan ke @ewasterj, Pakaian yang sudah tidak digunakan rencananya dikirimkan ke @bbres.id, dan untuk sampah masker dikirimkan ke Fasilitas Kesehatan,” katanya.
Selain itu, langkah mempercepat pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah komunal, artinya masyarakat dapat mengelola sampah bersama komunitas.
Langkah utamanya yakni dengan memilah sampah organik yang kemudian akan diolah menjadi pakan magot dan sampah anorganik disetorkan ke bank sampah setempat.
Dewis Akbar dari Garut Zero Waste kemudian menjelaskan terkait BELAplasma yang pengelolaannya dapat dilakukan di tingkat RT/RT, caranya dengan mengumpulkan sampah organik yang sudah dipilah lalu setelah dicacah dan akan langsung diberikan ke magot BSF (Black Soldier Fly), dengan estimasi 1x1 meter dapat mengelola hingga 5 Kg sampah organik dalam sehari.
“Dari 1 ton sampah organik dapat menghasilkan 100 kg larva BSF, jani nanti magotnya bisa jadi campuran pakan ayam artinya diperkirakan hasilnya jadi 50 kg daging ayam, dan pupuk padatnya 50kg dan pupuk padatnya dan pupuk cairnya 300 Kg,” tambah Dewis Akbar dari Garut Zero Waste yang dijelaskan dalam sesi BELAplasma.***