Fadly Juara 1 Katagori Pelajar dan Tri Monoca Juara 1 Katagori Mahasiswa/Umum Dalam Festival Monolog DKKC ke-2

- 9 Juli 2021, 13:14 WIB
Seorang peserta memamerkan kemampuannya dalam Festival Monolog ke-2 Tingkat Jabar yang diadakan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi
Seorang peserta memamerkan kemampuannya dalam Festival Monolog ke-2 Tingkat Jabar yang diadakan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi /ASEP GP/

Pelaku teater yang memanfaatkan media virtual juga mesti memahami karakteristik perangkat virtual.

Baca Juga: BPPMPV Seni dan Budaya Dorong Pengenalan Vokasi ke Tengah Masyarakat

"Jika kurang memahami, pertunjukan yang secara langsung terhat sangat menarik secara visual, tapi bisa kelihatan jelek atau kurang memuaskan bila disaksikan secara virtual,” jelas Yoyo.

Dari sisi keaktoran Yusef Mudiyana memberi catatan khusus bagi para peserta festival monolog, bahwa menyampaikan pesan, mengekspresikan karakter tokoh melalu kata-kata dan aksi tubuh sehingga dapat mewujudkan pertunjukan yang menarik juga dapat dinikmaati dengan baik oleh apresiatornya sang aktor.

Monolog harus mampu membangun karakter dan menciptakan irama dan tempo permainan yang dinamis.

“Kecenderungan para aktor dalam festival monolog yang telah berlangsung ini berusaha ingin kedengaran jelas dan kelihatan ekspresif, sehingga setiap kata-kata yang dilontarkan terkesan berteriak," ujarnya.

Baca Juga: Bedah Peluang Bidang Seni di Tengah Pandemi, Pemkot Bandung: Tetap Mengedepankan Protokol Kesehatan

Marah, sedih, gembira dan kondisi biasa-biasa harus dibangun dengan diksi, irama dan tempo permainan yang proposional.

"Jangan buru-buru ingin menyelesaikan pertunjukan karena penonton tidak akan pergi ke  mana-mana selam pertunjukan itu menarik ditonton,” ungkap Yusef.

Suasana bisa dibangun dengan jeda sesaat. Jeda menjadi penting dalam transisi pemindahan karakter satu ke karakter lainnya, dari situasi yang satu ke situasi atau dari adegan ke tiap adegan lainnya.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah