Fadly Juara 1 Katagori Pelajar dan Tri Monoca Juara 1 Katagori Mahasiswa/Umum Dalam Festival Monolog DKKC ke-2

9 Juli 2021, 13:14 WIB
Seorang peserta memamerkan kemampuannya dalam Festival Monolog ke-2 Tingkat Jabar yang diadakan Dewan Kebudayaan Kota Cimahi /ASEP GP/

 JURNAL SOREANG- Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC) menutup Festival Monolog ke-2 se Jawa Barat dengan menggelar pertunjukan monolog dari peserta yang masuk final.

Babak final  secara langsung (luring)  dan melalui aplikasi google meeting, baru-baru ini,  di Studio Mini Bandoengmooi, Jl. Babakan Lao No. 3B Kota Cimahi.

Sekretaris Komite Teater dan Pedalangan juga Ketua Masyarakat Teater Cimahi (Masteci), Ricky Angga Maulana mengatakan, seyogyanya kegiatan ini siap dilaksanakan di gedung Technopark Kota Cimahi dan bisa ditonton secara langsung, namun   Kota Cimahi masuk pada zona merah pandemi Covid-19, final festival monolog pun batal dilaksanakan di Technopark.

Baca Juga: Saat Seniman Siasati Pandemi: Dewan Kebudayaan Kota Cimahi Gelar Festival Monolog

“Final Festival Monolog ke-2 se Jawa Barat tetap dilaksanakan secara langsung dan daring, tapi hanya disaksikan oleh 3 orang juri dan beberapa orang panitia sebagai tim dokumentasi. Tempat kegiatan kami alihkan ke Studio Mini Bandoengmooi. Sebanyak 4 peserta monolog yang masuk Final dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung  di hadapan juri, sedangkan 2 perseta dari Kota Bogor dan Kabupaten Bogor melalui google meet yang ditayangka lewat proyektor,” ujar Ricky dalam keterangan persnya, Jumat, 9 Juli 2021.

Menurut Ricky, festival monolog diawali dengan melakukan diskusi teater bersama nara sumber tokoh teater nasional, akdemisi Iman Soleh dan Yoyo C. Durahman pada peringatan Hari Teater Internasional 27 Maret 2021 melalu zoom meeting dan siaran langsung di youtube DKKC dalam program Obrolan Seputar Pengetahuan Kebudayaan (OSPeK) DKKC.

Kegiatan ini sekaligus dimulainya pendaftaran atau penjaringan peserta festival monolog.

Baca Juga: Seni Takkan Mati Meski Pandemi, Sebanyak 75 Komunitas Seni Kota Cimahi Gelar Pertunjukan Daring 2021

“Sebanyak 30 pendaftar dari beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat tercatat melalu form google doc yang disediakan panitia. Sampai batas akhir pengiriman video monolog untuk di kurasi oleh juri, hanya 24 peserta yang masuk dan ditentukan 6 peserta lolos untuk tampil monolog secara langsung di babak final,” ungkapnya.

Setelah menyaksikan secara langsung Dewan juri Yoyo C, Durachman, Yusef Mudiyana dan Hermana HMT menetapkan dari 6 finalis yakni  Fadly Dwi (Kota Bandung) juara ke 1, Nadya Febri (Kab. Bandung) juara ke-2 dan Vioni Novita (Kab. Bandung) juara ke-3 katagori pelajar SMA/SMK.

Sedangkan katagori mahasiswa/umum, Tri Monica (Kota Bogor) juara satu, Widdy Wandika (Kab. Bandung) juara ke-2 dan Sri Mulyati (Kab. Bogor) juara ke-3.

Baca Juga: 500 Seniman dan Budayawan Ikuti Vaksinasi Tahap Kedua, Optimistis Seni dan Budaya Segera Bangkit Kembali

Ketua juri Festival Monolog DKKC ke 2 se Jawa Barat 2021, Yoyo C. Duracman menberi catatan kecil untuk para peserta monolog dan bagi para pelaku teater pada umumnya.

"Dalam pandemi covid-19 seperti sekarang ini mesti pandai-pandai beradaptasi dengan kondisi yang terjadi agar tidak berhenti total melakukan pertunjukan secara langsung dan disaksikan di panggung," ujarnya

Hal itu karena ada himbauan larangan berkerumun atau melibatkan banyak orang sehingga kita mesti bisa memanfataakan kekosongan panggung dengan gelar pertunjukan teater secara virtual.

Baca Juga: Ajang Prestisius Pelaku Seni, Baeksang Awards 2021 Rampung Sudah, Berikut Nominasinya

"Semetara waktu kita memindahkan pentunjukan teater ke media sosial seperti youtube dan lain sebagainya,” kata Yoyo.

Tambah Yoyo, tentu ada perbedaan kenikmatan antara melakukan dan melihat secara langsung dengan melakukan dan menyaksikan secara virtual.

"Tapi pilihan itu harus dijalani kalau karya seni yang dibuat ingin terus diapresiasi oleh publik dan eksistensi seniman dalam berkesenian terjaga," katanya.

Pelaku teater yang memanfaatkan media virtual juga mesti memahami karakteristik perangkat virtual.

Baca Juga: BPPMPV Seni dan Budaya Dorong Pengenalan Vokasi ke Tengah Masyarakat

"Jika kurang memahami, pertunjukan yang secara langsung terhat sangat menarik secara visual, tapi bisa kelihatan jelek atau kurang memuaskan bila disaksikan secara virtual,” jelas Yoyo.

Dari sisi keaktoran Yusef Mudiyana memberi catatan khusus bagi para peserta festival monolog, bahwa menyampaikan pesan, mengekspresikan karakter tokoh melalu kata-kata dan aksi tubuh sehingga dapat mewujudkan pertunjukan yang menarik juga dapat dinikmaati dengan baik oleh apresiatornya sang aktor.

Monolog harus mampu membangun karakter dan menciptakan irama dan tempo permainan yang dinamis.

“Kecenderungan para aktor dalam festival monolog yang telah berlangsung ini berusaha ingin kedengaran jelas dan kelihatan ekspresif, sehingga setiap kata-kata yang dilontarkan terkesan berteriak," ujarnya.

Baca Juga: Bedah Peluang Bidang Seni di Tengah Pandemi, Pemkot Bandung: Tetap Mengedepankan Protokol Kesehatan

Marah, sedih, gembira dan kondisi biasa-biasa harus dibangun dengan diksi, irama dan tempo permainan yang proposional.

"Jangan buru-buru ingin menyelesaikan pertunjukan karena penonton tidak akan pergi ke  mana-mana selam pertunjukan itu menarik ditonton,” ungkap Yusef.

Suasana bisa dibangun dengan jeda sesaat. Jeda menjadi penting dalam transisi pemindahan karakter satu ke karakter lainnya, dari situasi yang satu ke situasi atau dari adegan ke tiap adegan lainnya.

Kesan terburu-beru sering terjadi disebabkan sang aktor tidak rileks atau tegang, sehingga irama dan tempo tidak terjaga, pertunjukan menjadi monotan dan membosankan.

Baca Juga: Seni Rengkong, Tata Cara Masarakat Sunda Heubeul Ngarasanan Pare

Namun demikian Yusef mengapresiasi semangat para pelaku teater muda dari Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Dalam kondisi seperti ini mereka masih tetap bergairah dan mau meluangkan waktu melakukan proses berteater dan mengikuti kegiatan festival.

“Ajang festival monolog yang digelar DKKC ini mesti didukung agar digelar tiap tahun. Selain memupuk generasi baru pelaku teater di Jawa Barat juga memberi ruang dalam meningkatkan kualitas, kuantitas dan memberi pengalaman yang berarti bagi pengembangan karier pelaku teater," katanya.

Dia menambahkan, lebih khusus dalam menggali keaktoran. "Selamat bagi para pemenang dan peserta lainnya, teruslah bersemangat untuk menjadi aktor yang mumpuni. Jangan biarkan panggung sepi,” pungkas Yusef.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler