Menurut Wakil Menteri Kesehatan Rusia Evgenia Kotova, lebih dari 2.000 orang berganti kelamin secara legal di negara itu antara 2018 hingga 2022, ketika praktik itu legal.
Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin mengecam apa yang dia sebut sebagai "industri transgender" Barat saat dia membela alasan di balik pembuatan undang-undang tersebut. Jumlah operasi penggantian kelamin di Amerika Serikat (AS), kata dia, telah meningkat 50 kali lipat selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga: Musda MUI Kabupaten Bandung: Bupati Tegaskan Akan Larang LGBT, Kang DS: Kami Minta Dukungan MUI
Volodin menambahkan bahwa sekitar 1,4% dari semua remaja AS berusia antara 13 hingga 17 tahun mengidentifikasi diri mereka sebagai transgender pada tahun 2022.
“Ini adalah jalan menuju degradasi suatu bangsa,” katanya, menyatakan bahwa undang-undang yang baru diadopsi Rusia dirancang untuk menghindari skenario seperti itu.
Undang-undang itu masih memungkinkan untuk pengobatan penyakit yang relevan. “Ada kondisi yang bisa dikenali saat masa kanak-kanak,” ujarnya. “Namun, ketika seseorang berganti jenis kelamin karena bangun di pagi hari dan memutuskan bahwa dia bukan laki-laki tetapi perempuan, itu salah,” imbuh Volodin.***