Tragedi Sosial! 31 Narapidana Tewas dalam Kerusuhan Penjara Ekuador, Amerika Serikat

- 26 Juli 2023, 12:56 WIB
Pasukan keamanan Ekuador berjaga di luar penjara di Guayaquil, Ekuador
Pasukan keamanan Ekuador berjaga di luar penjara di Guayaquil, Ekuador /Reuters

JURNAL SOREANG - Sekitar 2.700 tentara menyerbu sebuah penjara di Ekuador kemarin, mengambil kendali fasilitas tersebut karena jumlah korban tewas akibat kerusuhan yang berkecamuk selama seminggu terakhir meningkat menjadi 31 narapidana.

Menurut kantor kejaksaan, total 14 orang terluka dalam perkelahian antara anggota geng di Penjara Guayas 1 yang penuh sesak dan terkenal kejam di kota pelabuhan Guayaquil.

Kerusuhan sering disebabkan oleh gerombolan narapidana yang terkait dengan aktivitas perdagangan narkoba di negara-negara 'pemain utama' perdagangan kokain di Amerika Selatan.

Baca Juga: Hasil Japan Open 2023, Rabu, 26 Juli 2023, Dua Wakil Indonesia Lolos ke 16 Besar, Tiga Lainnya Tersingkir

Di antara mereka yang terluka dalam serentetan kekerasan terbaru di fasilitas itu adalah seorang petugas polisi, kata kantor kejaksaan.

Menurut keterangan yang dikeluarkan, personel bersenjata, tentara, dan polisi memasuki Penjara Guayas 1 pada 25 Juli 2023, untuk meredam kerusuhan yang dimulai Sabtu lalu dan mengakibatkan kematian enam tahanan keesokan harinya.

Menurut surat kabar pemerintah yang diterbitkan kemarin mengumumkan keadaan darurat di semua penjara Ekuador selama 60 hari, salah satu korban dipenggal.

Pemerintah melalui sekretariat komunikasinya, SEGCOM, mengatakan, kendali penuh telah diperoleh kembali di Penjara Guayas 1 yang menampung lebih dari 5.600 narapidana.

Baca Juga: Prediksi! Suhu Air Laut di Sekitar Florida Selatan Meningkat Seperti Bak Mandi Air Panas

Dalam operasi itu, mereka menyita sembilan senapan, peluncur granat, empat pistol, dua revolver, dan 1.000 butir amunisi.

Presiden Ekuador, Gullermo Lasso melalui postingan di media sosialnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan pernah tunduk pada kekerasan.

Dalam pesan yang sama, ia juga memublikasikan beberapa foto aparat keamanan bersenjata lengkap yang menjaga puluhan napi dalam keadaan telanjang dengan tangan terikat, di penjara tersebut.

Sebuah kelompok hak asasi manusia, The Prison Observatory, mengklaim bahwa para tahanan di Penjara Guayas 1 tidak diberi makan dan minum selama lebih dari tiga hari.

Baca Juga: Kebencanaan Alam! Petugas Pemadam Kebakaran Memerangi Kebakaran Hutan di Kroasia, Portugal

Sementara itu, otoritas lapas SNAI mengungkapkan 106 sipir dibebaskan setelah mereka bergabung dengan ratusan korban lain yang disandera di lapas di lima provinsi.

Awalnya pihak berwenang mengatakan sebanyak 96 sipir disandera, namun SNAI tidak merinci berapa yang masih harus dibebaskan.

Kurang dari 3.000 penjaga bertanggung jawab atas lebih dari 31.000 tahanan di 36 penjara di sekitar Ekuador.

Sebuah komite yang ditunjuk oleh Lassa untuk melihat kondisi penjara tahun lalu, menemukan bahwa penjara di negara tersebut lebih mirip dengan pusat penyiksaan.

Baca Juga: Bertindak Tegas! Korupsi dan Pembelotan Menghantui Ukraina dalam Perang dengan Rusia

Guayaquil yang terletak di pantai Pasifik selatan Ekuador adalah kota terbesar di negara itu dan memiliki pelabuhan terbesar, menjadikannya pusat ekonomi.

Namun, selama beberapa tahun terakhir, kota ini telah berubah menjadi pusat yang sering terjadi pertempuran berdarah akibat perang geng.

Kota yang menjadi rumah bagi tiga juta penduduk Ekuador yang berjumlah 18 juta jiwa ini menjadikannya lokasi yang strategis untuk pengiriman narkoba ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Berada di antara Kolombia dan Peru, yang identik sebagai penghasil utama kokain dunia, Ekuador mencatat penyitaan 455 ton narkoba sejak Mei 2021.***

Editor: Rustandi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x