JURNAL SOREANG - Orang-orang Sambian di Papua Nugini mempraktikkan salah satu budaya paling aneh yang dikenal dengan westernisasi.
Seorang antropolog budaya, Gilbert Herdt, menggambarkan tindakan ritual inisiasi mereka sebagai "homoseksualitas yang diritualisasikan."
Begitu mereka berusia tujuh atau sembilan tahun, mereka diambil dari ibu mereka.
Proses ini memungkinkan pelepasan anak laki-laki dari ibu mereka yang diyakini telah terkontaminasi darah.
Wanita juga dikatakan memiliki kekuatan (tingu) yang membuat mereka dengan mudah memanipulasi pria.
Dikutip Jurnal Soreang dari guardian.ng, Tingu wanita diperkuat setiap kali dia menjalani siklus menstruasinya.
Karena itu, ada kebutuhan untuk melahirkan anak laki-laki ini melalui upacara pertumpahan darah.
Upacara pertumpahan darah melibatkan pemukulan anak laki-laki dengan tongkat panjang di lubang hidung mereka sampai berdarah.