Setelah kalah dalam Perang Balkan 1912-1913 dari koalisi yang mencakup beberapa bekas wilayah milik kesultanan, kesultanan terpaksa menyerahkan sisa kekuasaannya di Eropa.
3. Penduduknya berpendidikan rendah
Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pendidikan di tahun 1800-an, Kesultanan Ottoman tertinggal jauh di belakang para pesaingnya di Eropa dalam hal literasi, sehingga pada tahun 1914, diperkirakan hanya antara 5 dan 10 persen penduduknya bisa membaca.
Hal ini berarti kesultanan memiliki kekurangan sumber daya yang baik, perwira militer terlatih, insinyur, juru tulis, dokter dan profesi lainnya.
4. Negara lain sengaja melemahkannya.
Ambisi kekuatan Eropa juga membantu mempercepat kehancuran Kesultanan Ottoman, jelas Eugene Rogan, direktur Middle East Center di St. Antony's College, Oxford.
Rusia dan Austria sama-sama mendukung pemberontak nasionalis di Balkan untuk memajukan pengaruh mereka sendiri.
Di sisi lain, Inggris dan Prancis sangat ingin merebut wilayah yang dikuasai oleh Kesultanan Ottoman di Timur Tengah dan Afrika Utara.