JURNAL SOREANG - Berbicara mengenai Mesir Kuno, raja yang memerintah biasa disebut Firaun.
Mesir Kuno, dikenal banyak persaingan ketat bahkan antara ayah dan anak atau antar saudara untuk memperebutkan tahta dan menjadi seorang Firaun.
Firaun Pertama yang Namanya Terukir Abadi di Berbagai Peninggalan Sejarah Mesir, karena Jasa Luar Biasanya Ini.
Baca Juga: Kilas Balik AFF Suzuki Cup. Sejarah Nama, Negara Juara, dan Pencetak Gol Terbanyak
Namun, masih menjadi misteri dan belum terpecahkan tentang bagaimana Piramida dibangun dan bagaimana sekelompok orang memindahkan dua setengah ton batu melintasi bermil-mil gurun pasir untuk membangunnya.
Hingga kini, misteri tentang Mesir Kuno, Piramida, dan Firaun masih menjadi mister sendiri. Para ahli masih belum tahu hal-hal itu bisa terjadi.
Walau begitu, ada satu hal yang diketahui oleh para ahli, Yaitu firaun Akhenaten juga disebut Amenhotep IV.
Penguasa ke-10 dari Dinasti Ke-18, adalah seorang raja yang benar-benar kejam, Bahkan mungkin Firaun Mesir yang paling kejam.
Baca Juga: Kisah Gadis Anak Perawat Yang Dinikahi Pangeran, Begini Kehidupan Sarah Salleh Sekarang.
Dilansir dari grunge.com, Akhenaten adalah seorang pria dengan banyak pikiran. Dia ingin mengatur ulang semua agama Mesir.
Menurut Encyclopedia Britannica, dia menjatuhkan para dewa dan fokus pada penyembahan piringan matahari Aten.
Selain itu, Firaun Akhenaten juga membuang ibu kota kerajaan Thebes, menurut Ensiklopedia Sejarah Kuno.
Dia memerintahkan pembangunan yang baru Seperti Amarna, di tepi timur Sungai Nil. Perintahnya saat itu, dan Amarna harus dibangun dengan cepat, apapun konsekuensinya.
Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber. Pada tahun 2008, BBC melaporkan ekspedisi arkeologi ke kota yang mengungkapkan mayat pekerja kota.
Profesor Barry Kemp, ekskavator utama pada proyek tersebut, menggambarkan dua pertiga dari masyarakat sekarat sebelum mereka berusia 20 tahun.
Makanan berkualitas rendah yang diberikan kepada para pekerja membuat mereka kekurangan gizi.
Sekitar 60% mengalami patah tulang, termasuk patah tulang di sekitar sepertiga dari mereka.
Setelah Firaun Akhenaten meninggal, tentu saja kebijakan baru Akhenaten segera dibatalkan, dan kotanya ditinggalkan.
Putra Firaun Akhenaten, Firaun Tutankhamun, ingin menjauhkan diri dari reputasi orangtuanya.
Oleh karenanya, dia mengubah namanya. Nama awal Tutankhamun adalah Tutankhaten.
Setelah mengubah namanya, dia lantas membuat peradaban Mesir Kuno kembali seperti dulu.
Mulai dari menyembah para Dewa hingga peradaban yang sekarang kita kenal. dan tatanan pun kembali seperti semula.***