"Banyak lakon dalam pergelaran Wayang Kulit yang memiliki filosofi edukasi dalam berkehidupan. Penggunaan bahasa Jepang dalam pentas kali ini juga merupakan upaya diplomasi budaya KBRI Tokyo untuk lebih mengeratkan hubungan bilateral kedua negara," ungkap Yusli.
Turut hadir pada pagelaran ini, Direktur Jenderal/Asisten Menteri Urusan Global Kementerian Luar Negeri Jepang, Keiichi Ono bersama istrinya, Hikariko Ono; istri Ishii Masafumi, Sayoko Ishii; serta para pemimpin perusahaan dan asosiasi bisnis Jepang.
Pergelaran Wayang Kulit yang dipentaskan selama 90 menit ini diiringi oleh grup gamelan Lambang Sari yang anggotanya merupakan warga negara Jepang. Lakon Dewa Ruci berkisah tentang pencarian makna hidup salah satu dewa dalam epos cerita Pewayangan Mahabarata.
Mengenai isi ceritanya, pergelaran Wayang Kulit ini berkisah tentang pertemuan Dewa Ruci dengan Bima atau Werkudara, tokoh Pandawa Lima.
Bima dalam kisah ini tengah dalam misi mencari air kehidupan. Perjalanan Bima mencari air kehidupan yang penuh dinamika ini sarat akan pesan moral tentang perjuangan manusia mengalahkan hawa nafsu.
Sementara itu, sang dalang, Rofit Ibharim yang berusia 34 tahun merupakan salah satu diaspora yang tinggal di Osaka bersama istrinya Hiromi Sasako selaku sinden yang konsisten mempromosikan gamelan khas Jawa dan seni pewayangan di Jepang sejak 16 tahun lalu.
Baca Juga: Mantul, KBRI Tokyo Bersama PPI Jepang Kembangkan Aplikasi Keanggotaan Pelajar Indonesia
Rofit adalah lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang kemudian membentuk kelompok gamelan HannaJoss dan mendirikan Bintang Laras, sekolah musik gamelan di rumahnya.
Agar dapat dinikmati oleh warga negara Indonesia dan para pecinta seni Wayang Kulit di seluruh dunia, pagelaran Wayang Kulit ini juga disiarkan secara langsung melalui media zoom dan youtube KBRI Tokyo. Untuk menonton tayangan ulangnya dapat diakses melalui