Cek Fakta: Sembuh dari Covid-19, Tubuh Sudah Kebal Virus

- 3 Desember 2020, 07:06 WIB
Ilustrasi Islandia/Pixabay
Ilustrasi Islandia/Pixabay /

JURNAL SOREANG- Belum lama ini Islandia membolehkan wisatawan yang sudah pulih dari Covid-19 memasuki negaranya tanpa harus tes dan menjalani masa karantina. Hal ini karena beranggapan penyintas Covid-19 sudah kebal virus dan tak  akan menyebarkan virus lagi. 

Benarkah anggapan ini menurut pakar kesehatan?Para pakar kesehatan kompak menyatakan tak setuju dengan pendapat ini. Dekan di NYU School of Global Public Health, Dr. Danielle C. Ompad seperti dikutip dari Insider mengatakan,  saat ini belum ada yang meyakinkan tentang risiko reinfeksi, sehingga jangan buru-buru mengambil kesimpulan tubuh sudah kebal karena sudah pernah kena infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Hal senada diungkapkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), yang mengungkapkan saat ini para peneliti masih belum tahu apakah jika seseorang memiliki antibodi berarti dia kebal terhadap infeksi virus corona di masa mendatang.

Baca Juga: Dokter Sardjono Jadi Dokter Pertama di Pamekasan yang Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Dokter yang berfokus pada penyakit infeksi di Johns Hopkins University Center for Health Security, Amesh Adalja menuturkan, terinfeksi kembali Covid-19 sangat jarang dan kemungkinan tidak menjadi perhatian selama beberapa bulan pertama pasca infeksi. Namun, dia mengakui masih perlu waktu untuk mempelajari mereka yang sudah pulih dari Covid-19.

Profesor penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner juga sependapat. Dia mengatakan belum tahu pasti berapa lama kekebalan, yaitu perlindungan dari infeksi ulang akan bertahan setelah seseorang pulih.

Menurut dia, tes untuk menentukan kekebalan masih baru dan mungkin tidak sepenuhnya akurat.

Baca Juga: Mantul, Mahasiswi Ini Ibarat Emas Setelah Menulis di Jurnal Ilmiah

"Kami tidak tahu hasil tes mana yang benar-benar berkorelasi jelas dengan perlindungan. Namun kami bisa mengukur fenomena kekebalan tertentu, tapi apakah itu terkait dengan perlindungan secara langsung belum diketahui," kata dia seperti dikutip dari ANTARA, Kamis, 3 Desember 2020.

Islandia yang saat ini sedang memerangi gelombang ketiga Covid-19 telah membuka diri  untuk pengunjung dari Uni Eropa dan negara bagian Schengen sejak Juni. Wisatawan harus mengisi formulir prapendaftaran dan mengunduh aplikasi pelacakan Covid-19 lokal, menurut Direktorat Kesehatan Islandia.

Untuk memikat lebih banyak pelancong selama liburan, pengujian Covid-19 akan gratis mulai 1 Desember 2020 sampai 31 Januari 2021.

Baca Juga: Bawaslu Kabupaten Bandung Temukan Kupon Belanja dan Bansos Disisipi Kampanye Paslon

Islandia yang dihuni 350.734 orang dilaporkan memiliki 5.392 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dengan jumlah kematian 26 orang.

Saat ini, bar dan klub tutup, restoran harus tutup pada jam 21.00 waktu setempat dan orang-orang diharapkan untuk menjaga jarak dan mengenakan masker ketika berada di lokasi publik.

Walau begitu beberapa lokasi wisata saat ini sudah mulai dibuka untuk publik, CDC tidak menyarankan orang-orang melakukan perjalanan yang tidak penting.

Baca Juga: Sekolah Desak Aturan Teknis Belajar Tatap Muka. Belum Ada Kejelasan dari Pemerintah Daerah

Karena perjalanan meningkatkan peluang seseorang mendapatkan dan menyebarkan Covid-19.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x