JURNAL SOREANG – Brunei Darussalam menjadi salah satu negara tetangga Indonesia yang kaya raya akan kandungan minyak dan gas.
Tak mengherankan, komoditi ekspor di negara Brunei Darussalam ini didominasi Minyak dan gas yang hampir mencapai sembilan puluh lima persen.
Dengan begitu, negara Brunei Darussalam yang dipimpin seorang sultan bernama Hassanal Bolkiah ini menjadi salah satu negara kaya di dunia.
Baca Juga: Adu Kekayaan Raja Brunei VS Thailand, Sultan Hassanal Bolkiah Ternyata Nggak Ada Apa-apanya
Dilansir Jurnal Soreang dari berbagai sumber, selain kaya akan minyak dan gas, Brunei ternyata memiliki tempat wisata alam yang menakjubkan.
Nama tempat wisata tersebut adalah Taman Nasioanl Ulu Temburong yang terletak di distirk Temburong, Brunei bagian timur.
Bahkan, Taman Nasional Ulu Temburong ini disebut-sebut sebagai hutan hujan tropis terbaik yang berhasil dilestarikan oleh Brunei.
Baca Juga: VIRAL di TikTok Pemotor Lewati Jembatan 'Shiratal Mustaqim', Kesenggol Dikit Beda Alam
Secara geografis, Taman Nasional Ulu Temburong ini berada dalam satu kawasan hutan Kalimatan.
Seperti kita tahu, Pulau Kalimantan memang meliputi tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan tentu Brunei Darussalam.
Di samping itu, taman nasional yang menempati hampir empat puluh persen distrik Temburong ini didirikan pada tahun 1991.
Ternyata, Taman Nasional Ulu Temburong yang dibuat pemerintah Brunei Darussalam memiliki sebutan lain yaitu Fathul Park.
Taman Nasional Ulu Temburong ini bisa menjadi surga bagi para ilmuwan dan orang-orang yang memiliki ketertarikan mengenai ekosistem alam.
Untuk mencapai taman nasional ini, ternyata butuh beberapa kendaraan yang harus digunakan.
Baca Juga: Usai Diberi Uang Tebusan, 10 Siswa yang Diculik di Nigeria Akhirnya Dibebaskan
Pertama, menggunakan speedboat sekitar empat puluh lima menit untuk menyusuri sungai.
Kemudian menaiki bus selama tiga puluh menit, lalu menggunakan sebuah perahu tradsional untuk sampai ke tujuan.
Di Taman Nasional Ulu Temburong ini juga terdapat sebuah jembatan yang membentang antar bukit atau “The Canopy Walkway” sepanjang enam puluh meter.
Jembatan ini juga menyambungkan rumah-rumah pohon yang terdapat di taman nasional tersebut.***