Perdana Menteri Baru Israel, Naftali Bennett: Warga Palestina Harus Dibunuh!

14 Juni 2021, 09:52 WIB
Politikus sayap kanan, Naftali Bennett resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Israel menggantikan Benjamin Netanyahu. /Azmy Yanuar/Tangkapan Layar IG @naftalibennet

JURNAL SOREANG - Parlemen Knesset mengesahkan pemerintahan baru untuk negara Israel pada Minggu 13 Juni 2021.

Menggantikan 12 tahun pemerintahan Benjamin Netanyahu, Politikus sayap kanan, Naftali Bennett resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Israel.

Jabatan PM akan diduduki Bennett selama dua tahun pertama berdasarkan perjanjian pemilihan umum, pemimpin koalisi pemerintahan baru, Yair Lapid dari partai Yesh Atid.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Tentara Israel Tembak Mati Seorang Demonstran Palestina di Tepi Barat

Namun demikian, sejumlah pihak menilai prospek perdamaian Israel-Palestina akan semakin kelam dibawah kepemimpinan Bennett.

Perdamaian dengan Israel dan kemerdekaan Warga Palestina pun dianggap semakin jauh dari harapan.

Pasalnya, penyelesaian konflik Israel-Palestina selama ini selalu ditentang terang-terangan oleh Bennett.

Padahal solusi perdamaian dua negara di timur tengah itu merupakan salah satu gagasan perdamaian yang selama ini didukung komunitas internasional.

Baca Juga: Kejahatan Perang Israel di Gaza Palestina Sudah Keterlaluan, Negara Muslim Desak PBB Mengusutnya

Tujuannya agar Israel dan Palestina masing-masing bisa mendirikan sebuah negara merdeka yang hidup berdampingan secara damai.

"Selama saya memiliki kekuatan dan kendali, saya tidak akan menyerahkan satu sentimeter pun tanah Israel," kata Bennett seperti dikutip Jurnal Soreang dari Reuters.

Bennett bahkan pernah mengedepankan faktor keamanan warga Israel dengan menyebut pembentukan negara Palestina sebagai tindakan bunuh diri bagi Israel.

Pada 2013, Bennett juga pernah berpidato dan menyebutkan "warga Palestina yang merupakan teroris harus dibunuh daripada dibebaskan".

Baca Juga: Negara yang Tidak Mengakui Keberadaan Israel, Salah Satunya Arab Saudi

"Saya telah membunuh banyak orang Arab di hidup saya, dan itu tidak masalah," kata mantan Komando Israel itu beberapa waktu lalu seperti dikutip Anadolu.

Ketika menjabat sebagai menteri pertahanan Israel era Netanyahu, Bennett juga pernah menentang penghentian rencana aneksasi Tepi Barat, Palestina.

"Momentum pembangunan di negara ini tidak boleh dihentikan, bahkan untuk sedetik pun," ucap Bennett saat itu.***

https://www.reuters.com/world/middle-east/naftali-bennett-right-wing-millionaire-who-may-end-netanyahu-era-2021-05-30/

Editor: Rustandi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler