JURNAL SOREANG- Pengamat politik, H. Rizal Fadillah menyatakan, akhirnya diumumkan gencatan senjata antara Israel dan Palestina. PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan seluruh anggota Kabinet Keamanan Israel dengan suara bulat menyetujui gencatan senjata yang dimulai Jumat dinihari, 22 Mei 2021 lalu.Abu Ubaidah pemimpin HAMAS membenarkan terjadinya gencatan senjata.
"Gencatan senjata adalah kekalahan Israel dan kemenangan Palestina khususnya HAMAS. Jalur Gaza yang dibombardir tidak memberi efek menyerahnya HAMAS, sebaliknya roket-roket yang menghantam seluruh kota Israel adalah pukulan telak," kata Rizal dalam pernyataannya, Senin, 24 Mei 2201.
Warga Israel panik bahkan seperti di Lod antar warga cenderung berpecah belah. Penyerangan Israel yang dihentikan sebelum HAMAS menyerah adalah kekalahan Israel.
Baca Juga: Silaturahmi Idul Fitri Pun Diselipkan Istigasah Buat Palestina
"Efek konflik Palestina Israel, membuat Israel tertekan. Amerika pelindungnya kocar kacir didemo warganya yang mendukung Palestina. Mayoritas anggota PBB mengecam dan mengutuk Israel. Bahkan beberapa di antaranya berniat menyeret Israel ke Mahkamah Internasional," ujar aktivis Muhammadiyah Jabar ini.
Dunia berada di belakang Palestina yang artinya di belakang HAMAS. Israel kocar kacir, menderita kerugian besar dalam konflik ini. Politis, diplomasi dan material.
"Kejutan roket Al Qassam yang menghantam kota-kota Israel memprediksi keruntuhan Israel ke depan. Tanah yang dijanjikan telah menjanjikan Israel untuk masuk tanah. Kebengisan dan kebrutalan tentara Israel adalah menifestasi dari kepengecutan," katanya.
Baca Juga: Meski Sudah Gencatan Senjata, Menteri Luar Negeri Palestina Tidak Menjamin Israel Mau Berdamai
Penulis Amerika Norman Finkelstein menyatakan Israel adalah perampok dan Palestina berhak untuk mengambil kembali tanah yang dirampok dan dikuasai secara ilegaI oleh Israel.